Kemeriahan Konser Monokrom Tulus di Jakarta

Rizky Mulyani diperbarui 07 Feb 2019, 12:00 WIB
Konser tunggal ini dikemas begitu apik oleh Tulus yang merangkum ketiga albumnya dalam pertunjukan yang berlangsung selama dua jam. Konsep panggung ‘ramah penonton’ ternyata dirancang sendiri oleh Tulus yang berlaku sebagai arsitek tata panggungnya. (Bambang E.Ros/Fimela.com)
Sekitar 5000 penonton memadati Istora Senayan demi menyaksika solois yang satu ini. Lagu ‘Baru’ di album kedua, Gajah, dijadikan Tulus sebagai pemanasan di konsernya tadi malam yang dimulai pukul 20.30 WIB. (Bambang E.Ros/Fimela.com)
Sejumlah lagu-lagu andalannya dibawakan Tulus malam tadi. Di antaranya ada Gajah, Sewindu, Tuan Nona Kesepian, Rindu Sendiri hingga Labirin. Penonton yang hadir pun sukses terhipnotis mengikuti alunan musiknya. (Bambang E.Ros/Fimela.com)
Ketika melantunkan lagu Langit Abu-Abu Tulus meminta Teman Tulus untuk tidak bernyanyi. “Saya tahu nggak enak banget jadi teman-teman, ketika tahu lagunya, tahu lirik dan ceritanya tapi nggak bisa nyanyi bareng-bareng. Bisa?" tanya Tulus sebelum mulai bernyanyi. (Bambang E.Ros/Fimela.com)
Bukan hanya itu, Tulus pun mengajak untuk flashback dengan menghadirkan lagu-lagu favoritnya yang didengarkan sewaktu dirinya masih kecil. Telinga para penonton dimanjakan dengan medley lagu-lagu Minang yang diaransemen begitu indah. (Bambang E.Ros/Fimela.com)
Menuju akhir konser, Tulus mengundang salah satu sahabatnya, Rino Renaldi. Kolaborasi keduanya membuat suasana terasa semakin hangat, terlebih ketika intro Manusia Kuat mulai terdengar. (Bambang E.Ros/Fimela.com)
Tulus pun tidak bisa menutupi haru yang dirasakan. Konser Monokrom Tulus ditutup dengan gemerlap cahaya lampu dan juga suara penonton yang turut bernyanyi malam tadi. (Bambang E.Ros/Fimela.com)