Nyanyi Sunyi Revolusi, Sejarah Amir Hamzah yang Diperankan Lukman Sardi

Rizky MulyaniBambang E. Ros diperbarui 02 Feb 2019, 21:00 WIB
Geliat revolusi sosial yang membuat nama Amir Hamzah terkenal pada eranya, dan tak banyak diketahui generasi saat ini menjadi tugas Lukman Sardi untuk menuturkan kembali karya puisi dari Amir Hamzah yang sebagian besar dikenal sebagai puisi lirih. (Bambang E.Ros/Fimela.com)
“Karakter Amir Hamzah bukan karakter seperti pahlawan lain yang sangat sentral. Dan buat aku sendiri hal itu bukan sesuatu yang mudah,” papar Lukman usai gelaran teater Nyanyi Sunyi Revolusi pada jumat malam (1/2/2019) di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta Pusat. (Bambang E.Ros/Fimela.com)
“Naskahnya syair banget, jadi kita dan saya mengolahnya lumayan challenging juga. Bagaimana karakter Amir Hamzah bisa dipahami orang yang menerima dan nonton. Untungnya teman-teman lain support, jandi punya energi luar bisa buat kita,” ujarnya. (Bambang E.Ros/Fimela.com)
Sastrawan H.B Jassin menyebut Amir Hamzah sebagai ‘Raja Penyair Pujangga Baru’, sebanding dengan nama Chairil Anwar di dunia sastra tanah air, lewat kumpulan puisi Nyanyi Sunyi (1937), dan Buah rindu (1941) yang ditulisnya. (Bambang E.Ros/Fimela.com)
Selain Lukman Sardi, ada nama aktris cantik Prisia Nasution yang berperan sebagai Tengku Tahura, anak dari pernikahan Amir Hamzah danTengku Putreri Kamaliah (diperankan oleh Desi Susanti). (Bambang E.Ros/Fimela.com)
Pementasan teater Nyanyi Sunyi Revolusi yang merupakan produksi Titimangsa Foundation ke-29 dan didukung Bakti Budaya Djarum Foundation ini berlangsung pada tanggal 2 dan 3 Februari 2019 di Gedung Kesenian Jakarta. (Bambang E.Ros/Fimela.com)
Ziarah kultural terhadap Amir Hamzah menurut Ahda Imran selaku penulis naskah pementasan ini pada akhirnya menjadi sebuah persembahan khusus bagi NH Dini atas buku yang ditulisnya: Amir Hamzah, Pangeran Dari Seberang yang menjadi inspirasi. (Bambang E.Ros/Fimela.com)