4 Siswa Sparks Fashion Academy Tampil di Indonesia Fashion Week 2019

Novi Nadya diperbarui 03 Feb 2019, 10:36 WIB

Fimela.com, Jakarta Indonesia Fashion Week (IFW) 2019 yang akan dihelat pada akhir Maret mendatang, menjadi kesempatan unjuk kreativitas para desainer muda. Gelaran yang sudah memasuki usia ke-8 ini mengangkat tema “Cultural Values“. Tema yang sekaligus menjadi komitmen Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) untuk terus mengembangkan dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia.

Meski perhelatan IFW baru digelar Maret, sejumlah desainer sudah mulai menyiapkan koleksi terbarunya. Seperti yang dilakukan sekolah mode Sparks Fashion Academy (SFA). SFA mendampingi empat siswa terbaiknya tampil di IFW 2019. Mereka adalah Ellin Syahputri, Eka Andriani, Zohraenny, dan Siva R. Chainasvi.

Eka Adriani dan Zohraenny akan mengangkat konsep fashion terkait dengan culture di era teknologi digital. Ia  menyiapkan mode glam fashion bertema "Digital Distrubtion" yang menggambarkan masa transisi yang begitu cepat. Fenomena ini hampir terjadi di semua lini, dari sektor ekonomi, transportasi, hingga lifestyle.

"Karena era digital distrubtion menimbulkan goncangan, maka karya busana saya berjudul "Lindu". Konsep digitalnya saya tuangkan dalam warna monokrom yang dikombinasikan dengan batik bermotif Naga. Persepsi Naga, saya katakan sebagai penjaga bumi, jika bergerak akan menimbulkan goncangan," ujar Eka di Sparks Fashion Academy.

2 dari 2 halaman

Neo Culture Technologi dalam gaya hidup generasi milenial

4 Siswa Sparks Fashion Academy Melaju di Indonesia Fashion Week 2019

Berbeda dengan karya Zohraenny, yang lebih mengangkat Neo Culture Technologi dalam gaya hidup generasi milenial. Ia mengambil inspirasi dari tokoh Manga Kitsune (serigala berekor 9). Sebuah karakter komik Jepang, yang ia anggap mewakili generasi milenial. Generasi yang cenderung bebas dan tak mau diatur.

"Tokoh Manga Kitsune memang menjadi inspirasi dari karya saya nanti. Tokoh ini saya persepsikan mewakili karakter gaya hidup generasi muda millenial. Konsep desainya kasual dengan cutting pola model box. Kemudian untuk meminimalisir bahan yang terbuang, kain kain perca pun saya jahit untuk saya jadikan motif. Saya tidak ingin ada bahan yang terbuang percuma" kata Zohraenny.

Selain pembekalan dari sisi desain, SFA juga memberikan mentoring dalam bisnis. Sebab ajang IFW 2019 tak hanya sekedar menyiapkan fashion show saja. Selain itu, SFA juga menyiapkan booth untuk mempromosikan karya karya mereka.

"Selama ini pendidikan mode lebih mengutamakan program–program kreatif seperti design, pola dan jahit. Menciptakan produk unggulan melalui keterampilan design memang hal yang penting, namun bagaimana produk tersebut bisa dipasarkan adalah tuntutan yang juga harus dikuasai”, ujar Floery D. Mustika, CEO dari Sparks Fashion Academy (SFA).