Mengenal Ketakutan Anak-Anak Berdasarkan Usianya

Febi Anindya Kirana diperbarui 05 Feb 2019, 14:33 WIB

Fimela.com, Jakarta Anak-anak umumnya memiliki ketakutan tersendiri terhadap sesuatu, mulai dari takut terhadap hantu, kegelaapn hingga takut ditinggal sendiri. Namun ketakutan seperti apakah yang dianggap normal dan wajar dirasakan anak-anak?

Dilansir dari Kid's Health.org, ketakutan adalah bentuk emosi yang wajar dirasakan anak-anak, dan emosi ini berfungsi membantu anak belajar tentang kehati-hati. Beberapa rasa takut yang diarsakan anak-anak sangat wajar dan bisa berubah seiring bertambahnya usia.

Bayi

Bayi biasanya takut dengan orang asing. Ia hanya nyaman dengan ayah ibunya atau orang-orang yang familiar dan dikenalnya saja. Bayi berusia 8-9 bulan sudah mampu mengenali wajah orang-orang yang ia ketahui. Itulah mengapa wajah-wajah baru memberi ketakutan atau rasa tidak nyaman pada bayi.

Balita

Balita merasa takut akan perpisahan. ia terutama takut ditinggal orangtuanya atau orang-orang yang dekat dengannya. Antara usia 10 bulan hingga 2 tahun, kebanyakan balita akan lengket dengan orangtuanya dan menangis. Ia tak suka ditinggal di penitipan anak, di rumah nenek atau bahkan ditinggal untuk tidur sendiri.

Anak-anak usia di atas 4 tahun

Anak-anak usia 4-6 tahun mulai mengembangkan pikirannya yang imajinatif dan mulai membayangkan sesuatu. Namun mereka belum bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak. Mimpi buruk sering membuat mereka takut dan mereka berpikir ada monster yang mengintai di lemari atau kolong tempat tidur.

Anak usia 7 tahun dan usia di atasnya

Anak-anak yang mulai masuk sekolah dasar mulai takut akan hal-hal nyata dalam kehidupan seprti penculik, pencuri, pembunuh dan lainnya. Ia takut ada orang yang akan menyakitinya atau orang yang disayangnya disakiti. Ia kemungkinan merasa tak nyaman berada di lingkungan baru karena takut terhadap orang-orang.

Remaja dan usia di atasnya

Untuk anak memasuki pubertas atau remaja, mereka cemas dan takut pada hal-hal lebih besar seperti ujian, ulangan harian, PR, dan kemarahan guru. Karena munculnya sifat kompetitif alami dalam diri, remaja juga seringkali takut akan kekalahan, takut penolakan dan takut dikucilkan.

Jadi, kini sudah tahu kan seperti apa kira-kira ketakutan yang mungkin dirasakan anak-anak berdasarkan usianya? Pahami dan beri pengertian agar anak bisa melalui ketakutannya dengan baik.

What's On Fimela