Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.
***
Oleh: Susana Febryanty - Yogyakarta
Kehilangan itu sungguh menyakitkan. Namun, di balik peristiwa kehilangan kita bisa belajar tentang artinya menghargai. Menghargai anugerah kehidupan yang diberikan oleh Sang Pencipta bagi kita. Melalui peristiwa kehilangan pula saya menemukan visi kehidupan yang harus saya tuju.
Sampai detik ini saya sungguh terheran-heran dengan berbagai kisah yang telah saya lewati dalam kehidupan ini. Dan entah mengapa semua perubahan dalam hidup saya selalu bermula dari sebuah kehilangan. Sakitnya kehilangan yang pertama kali saya rasakan ketika ayah saya meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.
Kepergian ayah yang tiba-tiba di kala saya tengah menyusun tugas akhir seketika menghancurkan jiwa dan semangat hidup saya. Hidup seakan kehilangan arah. Segala impian yang sempat terangkai seolah hilang ditelan bumi. Saya pun merasa enggan memperjuangkan mimpi saya untuk meraih Profesi Psikologi. Semua terasa buram tak berjejak.
Meski demikian, saya berusaha untuk menyelesaikan studi sarjana yang tinggal beberapa langkah lagi. Buat saya pada waktu itu, menyandang gelar Sarjana Psikologi tak lagi menarik selayaknya ketika ayah masih hidup dulu. Alhasil, wisuda sarjana pun saya lalui sekadarnya saja.
Terjebak dalam rasa berduka yang dalam nyatanya membuat saya tak paham akan tujuan hidup yang sebenarnya. Berbagai surat lamaran yang saya kirimkan tak jua membuahkan hasil. Hingga kemudian saya terpikir untuk mengikuti kursus kecantikan. Berbagai kursus kecantikan mulai dari make up, hair stylist, hingga perawatan wajah telah saya ikuti. Saya bahkan sempat terjuan sebagai freelance make up artist, serta mengikuti beberapa proyek make up dan hair stylist.
Namun entah mengapa ada bagian dari jiwa saya yang terasa kosong saat melakukan berbagai pekerjaan di dunia kecantikan tersebuat. Saya mulai mencari jawaban dari kegelisahan jiwa ini. Hingga pada satu titik saya menyadari bahwa dunia kecantikan bukanlah panggilan hidup saya.
Tak ingin pasrah dengan keadaan, saya mulai mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan hidup saya. Saat membongkar-bongkar file semasa kuliah, saya menemukan sebuah berkas tugas kuliah Psikologi Sosial. Di sana tertulis nilai 90 yang merupakan nilai tertinggi untuk mata kuliah tersebut. Tugas itu membuat saya sangat bangga karena kami, para mahasiswa diminta untuk membuat tulisan berdasarkan pengamatan terhadap femomena sosial yang ada di sekitar kami.
Entah mengapa, setelah menemukan berkas tugas kuliah tersebut saya pun terpikir untuk belajar menulis. Hari demi hari saya lalui dengan berlajar menulis, pada akhirnya saya mulai jatuh cinta pada dunia menulis dan berkeinginan untuk terjun ke dunia menulis. Keinginan itu saya utarakan pada ibu, namun beliau tak menyetujui keinginan saya. Bahkan kakak-kakak sepupu saya sempat berkata, “Memangnya kamu bisa dapat apa dari menulis?”
Namun saya bersikeras untuk mengejar mimpi saya di bidang kepenulisan. Hingga suatu ketika saya mendapat kabar bahwa seorang mantan wartawan yang tinggal di Jogja membuka kesempatan untuk memberikan pelatihan menulis. Setelah mengikuti pelatihan tersebut kesempatan demi kesempatan mulai terbuka bagi saya.
Saya berhasil menjejakkan kaki di kota Jakarta dan bekerja sebagai jurnalis dengan bekal kemampuan menulis. Setelah tak menjadi wartawan pun saya masih bisa menghasilkan karya novelet. Saya juga dapat bekerja dan menghasilkan uang dengan bekerja sebagai content writer di sebuah percetakan undangan beberapa waktu yang lalu. Melalui dunia kepenulisan ini saya bisa merasakan keajaiban kehidupan yang dianugerahkan oleh Tuhan.
Tak banyak yang saya inginkan saat ini. Saya hanya ingin hidup saya sepenuhnya bisa bermanfaat bagi kehidupan. Harapan saya ke depan harinya saya bisa lebih jujur pada diri saya baik dalam hati, pikiran dan karya-karya yang saya hasilkan. Semoga saya bisa menghasilkan lebih banyak karya yang menginspirasi banyak orang terutama perempuan Indonesia. Dan kini saya tengah berjuang selangkah demi selangkah untuk mewujudkan semua visi dan impian saya tersebut.