Fimela Historia: No Bra Day, Sarana Kesadaran Kanker Payudara pada Perempuan

Annissa Wulan diperbarui 25 Jan 2019, 19:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Kamu mungkin sudah sering mendengar istilah No Bra Day, namun bagaimana awal mulanya terjadi masih kerap menjadi pertanyaan. No Bra Day adalah peringatan tahunan yang diinisiasi oleh seorang pengguna internet dengan nama Anastasia Doughnuts pada 9 Juli 2011. Tiga tahun setelahnya, diputuskan bahwa No Bra Day diperingati setiap tanggal 13 Oktober, mengingat Oktober juga merupakan Bulan Kesadaran Kanker Payudara Nasional.

Sejak awal, No Bra Day diciptakan untuk mendorong kesadaran kaum perempuan akan gejala penyakit kanker payudara dan mendorong kesetaraan gender. Peringatan No Bra Day biasanya dilakukan dengan tidak mengenakan bra selama satu hari dan mengunggah foto menggunakan tagar #nobraday di media sosial.

Dr. Mitchell Brown, seorang ahli bedah plastik di Toronto pernah menyelenggarakan acara yang dikenal sebagai Bra Day dengan tema "Breast Reconstruction – An Evening of Learning and Sharing" di Women's College Hospital dan Toronto General Hospital, Kanada pada tanggal 19 Oktober 2011. Sebenarnya, Bra Day diadakan untuk meningkatkan kesadaran kaum perempuan tentang adanya operasi payudara rekonstruktif, karena Dr. Mitchell Brown menemukan banyak perempuan di Kanada yang menjalani matekstomi karena kanker payudara, namun menolak untuk operasi rekonstruksi.

Asal usul No Bra Day sebenarnya dapat ditarik dari acara Bra Day yang diselenggarakan oleh Dr. Mitchell Brown tersebut. Kemudian pada bulan Juli di tahun yang sama, munculah nama Anastasia Doughnuts yang mempopulerkan No Bra Day melalui internet.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Perkembangan

Ilustrasi bra. Sumber foto: unsplash.com/Chris Barbalis.

Menariknya, di tahun 2012, ada sekitar 400.000 orang yang ikut berpartisipasi dalam peringatan No Bra Day, 250.000 di antaranya ikut serta melalui Facebook. Tidak heran jika tahun lalu, No Bra Day telah diperingati oleh para perempuan dari lebih dari 30 negara di dunia, seperti Selandia Baru, Roma, Malaysia, Skotlandia, India, dan Ghana.

Ada lebih dari 82.000 perempuan mengunggah foto mereka menggunakan tagar #nobraday melalui Twitter dan Instagram di tahun 2017. Kaum perempuan menjadi lebih berani berpergian tanpa mengenakan bra dan para pria didesak untuk mengenakan sesuatu berwarna ungu saat peringatan No Bra Day.

 

3 dari 4 halaman

Dampak pada dunia mode

Ilustrasi bra | unsplash.com

Sudah tidak mengejutkan melihat para selebritas dunia tampil di depan umum tanpa mengenakan bra. Dengan adanya No Bra Day, semakin banyak perempuan yang berani mengikuti gaya braless para selebritas tersebut.

Di tahun 2016, L Brands Inc, perusahaan induk dari Victoria's Secret yang memperoleh sekitar sepertiga pendapatannya dari bra, mengalami penurunan pendapatan hingga 30%. Tidak mau kalah memanfaatkan tren yang ada, banyak label fashion mulai menawarkan desain pakaian tanpa bra untuk menampilkan siluet tubuh yang lebih ramping.

4 dari 4 halaman

Isu seksual dan kesehatan

Ilustrasi pemakaian bra. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Seiring berjalannya waktu, No Bra Day justru dianggap sebagai tindakan mengeksploitasi tubuh wanita. Situs tabloid TMZ yang mengunggah foto Selena Gomez dengan atasan tembus pandang dan situs lainnya yang memamerkan beberapa selebritas lainnya dengan busana tanpa bra justru dianggap meremehkan penyakit serius.

Jean Sachs, COE Living Beyond Breast Cancer menyatakan bahwa kanker payudara adalah penyakit yang mengancam jiwa dan tidak ada hubungannya dengan mengenakan bra atau tidak. Banyak kritikus memandang No Bra Day sebagai isu seksual yang ingin mengeksploitasi tubuh wanita dan meremehkan penyakit kanker payudara itu sendiri, karena menurut mereka, penderita kanker payudara justru harus mengenakan bra untuk menutupi cacat pada tubuh mereka dan terlihat normal.