Skim Milk dan Low Fat Milk, Mana yang Lebih Baik untuk Kontrol Lemak?

Vinsensia Dianawanti diperbarui 26 Jan 2019, 15:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Mengonsumsi susu secara rutin dapat membantu memenuhi kebutuhan kalsium harian. Namun mengonsumsi susu secara berlebihan bisa menimbulkan penumpukan lemak berlebih dalam tubuh. Jika hal ini terjadi, bukan tidak mungkin jika tubuh beresiko terkena obesitas.

Mengakali hal tersebut, munculnya sebuah varian susu yang mampu membantu mengontrol konsumsi lemak namun tetap dapat memenuhi kebutuhan kalsium dengan low fat milk. Low fat milk sendiri merupakan susu rendah lemak dengan kandungan 0,5 gram lemak per saji.

Selain low fat milk, ada juga varian susu lainnya yang disebut sebagai skim milk yang juga rendak lemak. Lalu apa bedanya dengan low fat milk? Dan bagaimana kandungan kalsium yang terdapat dalam skim milk dan low fat milk?

Noviana Halim selaku Brand Manager Tropicana Slim pun menuturkan bahwa skim milk memiliki 0 gram lemak per saji. Artinya kandungan lemak di dalam skim milk lebih rendah dari low fat milk.

Sementara, kandungan kalsium dalam skim milk dan low fat milk terbilang tinggi. Skim milk mengandung 600 mg per saji, sedangkan low fat milk mengandung 501 mg kalsium per saji.

Kedua varian susu rendah lemak ini cukup aman dikonsumsi anak-anak yang membutuhkan 1000 mg kalsium sehari. Dengan mengonsumsi skim milk maupun low fat milk, kebutuhan konsumsi kalsium harian anak-anak sudah terpenuhi kurang lebih 50 persen.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Anak-anak lebih suka low fat milk daripada skim milk

Ilustrasi susu (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Proses pembuatan skim milk dan low fat milk terbilang sama. Di mana diproses dari susu segar yang kemudian dipisahkan kandungan lemaknya. Meski terpisah dari lemak, tidak mengurangi kandungan kalsium, mineral, dan vitamin yang terkandung dalam susu.

"Kebanyakan anak-anak akan tetap pilih low fat ketimbang skim milk. Kadang-kadang mereka udah over nutrition. Low fat untuk mengakali yang over tadi. Dari survey kita lihat dari anak muda tuh merasa kalo skim milk tuh kurang creamy. Mereka tetap butuh lemak," ujar Noviana Halim.

Skim milk sendiri umumnya diminati oleh kalangan usia 35 tahun. Sebagai persiapan pemenuhan kalsium lebih di usia yang semakin menua. Sementara, low fat milk banyak dikonsumsi oleh remaja usia belasan hingga usia 25 tahun.

"Skim milk peminatnya lebih ke 35 tahun ke atas. Kalo low fat bahkan dikonsumsi anak kuliahan. Generasi sekarang adalah generasi susu. Di low fat milk biasanya ada high fiber. Penting karena melancarkan pencernaan," tutup Noviana Halim.