Menyiapkan Bekal untuk Kesadaran Sehat Mental

Endah Wijayanti diperbarui 24 Jan 2019, 11:41 WIB

Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.

***

Oleh: Aurelia Dias - Sidoarjo

Tahun baru saatnya bagi diriku mengevaluasi dahulu apa yang sudah aku lakukan selama setahun belakangan. Lalu menata target-target yang ingin diwujudkan. Jika dari tahun ke tahun, aku menantang diriku untuk melakukan sesuatu yang terkesan jauh dan keluar dari zona amanku, tahun ini aku ingin lebih realistis.

Sebelum menyentuh umur kembar, aku ingin menuntaskan pendidikanku lalu perlahan merintis impianku di bidang kesehatan mental. Aku tidak ingin terburu-buru memulai pendidikan jenjang selanjutnya karena ingin lebih mengenal minatku dan apa yang menjadi keresahan di sekitarku. Aku mengingat salah satu dosenku pernah mengingatkan kami untuk tidak segera mengambil pendidikan magister karena belum tentu kami tahu apa yang kami mau.

Apakah mungkin aku tidak tahu apa yang aku mau? Aku ingin makin banyak orang sadar tentang status kesehatan mental mereka. Tidak sungkan mengakui rasa bahagia atau ketakutan yang sedang mereka rasakan. Begitu pula ketika mereka membutuhkan bantuan profesional apabila permasalahan sudah mengganggu kegiatan sehari-hari. Keadaan yang tidak kelihatan ini kadang diabaikan oleh teman-teman dan juga diriku sendiri. "Ah, nggak apa-apa orang nggak bakal tahu kalau di rumah aku sering menyakiti diri sendiri, yang penting temen-temenku mengenalku sebagai pribadi yang ramah dan baik." No no no, aku pernah berada di titik itu tahun lalu sampai pada akhirnya aku sadar, kalau aku sendiri yang butuh keramahan dan kebaikan itu.

Sekarang aku mengamini prosedur pesawat dalam proses penyelamatan bahwa orang dewasa harus menyelamatkan dirinya terlebih dahulu sebelum menyelamatkan anaknya. Begitu pula aku, jika ingin baik pada orang lain juga harus baik pada diri sendiri.

 

What's On Fimela
Ilustrasi.

Setelah mengikuti berbagai macam kegiatan pada tahun ini, aku belajar bahwa memenuhi harapan semua orang adalah mustahil. Semakin kompleks pergaulanku, semakin aku sadar bahwa kesalahan adalah hal yang sangat lumrah dilakukan namun attitude menentukan segalanya. Aku mungkin tidak dapat memenuhi harapan ayahku untuk lulus 3,5 tahun namun bagaimana aku menjelaskan proses belajarku akan mengubah pemikiran ayahku tentang aspek hidup lain yang juga harus aku penuhi. Seperti memasak, menyetir, belajar mengurus keuangan dan perijinan atau bahkan membuat event.

Tahun ini datang ke berbagai macam event juga menjadi resolusiku. Aku ingin mengamati dan menjadi bagian dari sebuah acara. Karena aku ingin ada wadah untuk orang-orang mudah menemukan pertolongan terkait ‘rasa’ yang sedang mereka alami. Aku ingin lebih banyak bertemu orang dan berkenalan dengan orang-orang hebat yang tidak pernah aku dengar namanya. Lalu berkenalan, memelihara kedekatan dan menjadi sahabat. Jangan remehkan sebuah pertemuan dalam suatu acara. Beberapa kali aku bergabung dalam sebuah acara, aku selalu mendapat kenalan orang baru. Kuncinya cuma satu, tulus. Aku sudah ramah tapi rasanya aku perlu belajar lagi bagaimana agar caraku berkomunikasi bisa bertahan lama saat tatap muka.

Nanti setelah aku banyak belajar tentang berbagai event yang aku ingin ikuti, aku juga ingin mencatat setiap event yang ikuti entah itu di jurnal atau blogku. Aku ingin mengabadikan rasa syukur, bahagia atau mungkin kesal dan kecewa yang aku rasakan saat berada di sana. Aku ingin menjadi pengamat ulung sekaligus partisipan aktif. Hingga nanti ketika ilmuku sudah cukup, aku bisa mengawinkan ilmu kesehatan mental yang aku pelajari dan event yang sering aku datangi.

Impian ingin menjadi event creator di bidang kesehatan mental sebenarnya belum matang, namun aku sudah tahu akar-akar yang harus aku persiapkan. Aku tahu ini tidak akan sia-sia. Andaikan tidak sesuai dengan impianku untuk menjadi event creator khusus kesehatan mental, tentu pengetahuan dan pengalamanku masih bisa diimplementasikan pada hal-hal lain yang relevan. Setidaknya untuk menjaga kesehatan mental diri sendiri dan orang terdekatku.