Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.
***
Oleh: SID - Padangsidempuan
Ketika teman-teman sibuk memikirkan resolusi 2019, saya malah santai adem ayem tidak memikirkan apapun. Seorang teman sekantor menceritakan resolusi 2019 penuh semangat, "Saya mau kuliah S2 dan bla bla bla. Saya sudah daftar dan bla bla bla." Salut untuk beliau tetap masih semangat menempuh jenjang pendidikan diusia yang sudah kepala empat. Saya kepikiran dengan kata katanya, kualitas hidup harus selalu lebih baik dari tahun ke tahun.
Saya berdiri lama di depan kaca dan bertanya pada diri sendiri, apa lagi yang saya butuhkan? Saya sepertinya sudah memiliki segalanya, saya memiliki suami yang alhamdulillah sangat menyayangi istri dan anak-anaknya, usaha kami juga berjalan lancar-lancar aja. Saya bekerja di perusahaan swasta dengan karier yang bagus dan yang paling membahagiakan, saya memiliki dua anak yang sehat dan lucu-lucu. Terus apa lagi yang ingin kucapai saat ini? Rasanya ini sudah lebih dari cukup buatku.
Kadang saya berpikir Allah itu sangat baik, saya tidak berani lagi meminta apapun dari-Nya, semua sudah terkonsep dengan indah buatku, makanya beberapa tahun ini saya sudah tidak punya resolusi. Tahun demi tahun saya jalani dengan tidak ada sesuatu perubahan yang signifikan dengan diri ini, saya sudah sudah berada di posisi nyaman saat ini.
What's On Fimela
powered by
Sampai pada satu waktu, pada saat acara perpisahan dengan salah satu atasan saya, beliau memberi kata-kata perpisahan yang salah satu pesannya begitu mendalam di hati dan rasanya sangat perlu untuk saya renungkan, "Sebaik-baik orang adalah orang yang berguna bagi orang banyak dan sekitarnya," begitu kira kira kata-kata yang beliau ucapkan.
Astaghfirullah al-'Adhim. Sungguh kata-kata ini membuat saya tidak enak ngapa-ngapain beberapa hari, saya flash back lagi kehidupan saya beberapa tahun kebelakang. Saya melihat kehidupan saya yang begitu egois, kurang sosialisasi dan peka terhadap sesama. Begitu malunya saya mendengar kata-kata beliau, selama ini saya memang tidak begitu peduli dengan orang-orang sekitar saya. Teman saya hanya itu-itu saja, saya kurang bersilaturahmi dengan sanak keluarga saya. Saya bahkan tidak begitu sering mengunjungi saudara-saudara dan bahkan ibu saya. Saya sangat jarang berkomunikasi dengan ibu dan saudara saya bahkan hanya untuk sekadar menanyakan kabar mereka, dan mereka sudah memaklumi sifat saya ini.
Selama ini saya hanya sibuk memikirkan diri sendiri, memikirkan keluarga kecil saya, memikirkan kebutuhan, dan gaya hidup saya sendiri. Betapa tidak bergunanya saya di mata orang lain. Satu hal yang saya lupakan adalah bukankah silahturahmi dan berbagi dengan sesama itu sangat penting sebagai wujud syukur terhadap apa yang sudah diberikan oleh Tuhan untuk kita, bagaimana dengan diri saya? Ya Allah Ampuni hamba-Mu yang khilaf ini.
Saya bersyukur lewat kata-kata beliau saya masih dibukakan hati untuk mengawali tahun 2019 dengan niat untuk merubah kualiatas hidup, setelah beberapa tahun tidak ada resolusi sama sekali, akhirnya saya kembali membuat satu resolusi untuk memperbaiki kualiatas hidup. Saya sampaikan niat saya ini kepada suami dan beliau mendukung 100%, niat saya di tahun ini. Saya ingin lebih banyak berbagi dengan sesama terutama yang ada di sekitar saya dengan menyisihkan pendapatan kami untuk anak-anak yang kurang mampu, menjalin lebih banyak silaturahmi khususnya dengan keluarga. Saya ingin mulai rutin menguhubungi ibu saya meskipun hanya lewat telpon, mengunjungi keluarga dan bersosialisasi dengan warga sekitar. Mudah-mudahan terlaksana. Amin.
Harapan saya dengan resolusi ini, saya bisa memberikan sedikit peran dalam hidup orang lain, dapat membantu baik dengan materi ataupun moral bagi sesama khusunya keluarga walaupun dimulai dari hal-hal yang kecil, karena sebaik-baik manusia adalah manusia yang berguna bagi orang lain dan lingkungannya, dan juga satu hal yang perlu diingat bahwa hidup itu bukan sekadar hadir tapi untuk menghadirkan.
Salam,
Indah