Fimela.com, Jakarta Robby Tumewu bisa jadi lebih dikenal sebagai artis atau komedian ketimbang desainer, profesi yang lebih dulu dijalaninya. Padahal saat hijrah ke Jakarta dari Bandung, tujuannya adalah untuk mengekplorasi bakatnya sebagai desainer fashion.
Sebagai bukti jika Robby Tumewu adalah desainer berbakat, ia terpilih sebagai anggota Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) dulu bernama ikatan perancang busana madya Indonesia (IPBMI) di tahun 1988. Padahal, untuk bisa bergabung ke asosiasi perancang mode besar yang diakui ASEAN butuh beberapa syarat yang harus dipenuhi serta pemilihan secara aklamasi.
"Sampai sekarang, kalau pilih anggota, kami lihat track recordnya. Apakah dia mencari nafkah as designer, harus ada workshop, punya ciri khas, dan dipilih secara aklamasi di rapat anggota," ujar Ketua Dewan Pengurus IPMI Sjamsidar Isa saat dihubungi Fimela via telepon, Senin (14/1).
Ibu Tjammy, begitu ia biasa disapa mengenang Robby sebagai pribadi yang selalu riang, ramai, dan gembira. Baik dalam pergaulan dan karyanya. Karakter itu juga yang membuat gaya desainnya berbeda ketimbang desainer di zamannya.
"Dia desainer yang punya strong character. Kalau saat itu desainer bikin busana yang lebih wah, koleksi Robby Tumewu simple, fun, dan very young. Begitu juga cara penyampaiannya di setiap trend show tahunan yang digelar IPMI," kenang Ibu Tjammy yang berada di Sukabumi saat kami hubungi.
What's On Fimela
powered by
Menunggu Comeback Hingga Akhir Hayat
Sepanjang karier menjadi desainer, karya Robby Tumewu selalu ditunggu. Sayangnya, saat ia mulai menjalani profesi sebagai artis, Robby mengurangi kegiatannya sebagai desainer fashion.
Memang, saat itu profesi desainer busana lokal masih belum mendapat perhatian. Seperti dari sisi pendapatan, perputarannya butuh waktu lebih lama dibanding di dunia entertainment.
"Saat itu masyarakat belum terlalu menghargai karya desainer Indonesia. Semua masih struggling terutama dari sisi ekonomi. Saya agak menyayangkan juga saat itu dia terlalu sibuk dan vakum untuk show dan doing business-nya," lanjut ibu dari Aida Nurmala tersebut.
Meski menyetop aktivitas di industri fashion, statusnya sebagai anggota IPMI tetap tersemat hingga akhir hayat. Sebab, siapa tahu sang desainer ingin kembali, IPMI selalu membuka pintunya.
"Kami hampir tidak pernah memberhentikan anggota, kecuali mengundurkan diri. Agar one day dia bisa balik lagi," lanjutnya.
Namun, hingga akhir hayat, Robby Tumewu justru harus berteman dengan penyakit stroke yang dideritanya sejak 2010. IPMI pun membuat pagelaran busana untuk menyemangati Robby Tumewu yang digelar di Jakarta Fashion Week 2012.
"Saat itu dia masih bisa komunikasi. Kami buat untuk menyemangati dan saat itu dia happy. Dalam pergaulan, Robby tak pernah menyinggung dan menyakiti, dia sudah tenang. Semoga saya bisa pulang cepat untuk datang saat kremasi," tutup pemilik Studio One tersebut.