Ada Saudara Menikah Duluan, Bukan Berarti Harus Segera Menyusulnya Kemudian

Endah Wijayanti diperbarui 14 Jan 2019, 14:53 WIB

Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.

***

Oleh: Anisa Reddy - Medan

Sebuah Kisah tentang Mimpi Seorang Gadis

Mimpi yang saya tulis di sebuah kertas, dengan tinta biru, di saat bulan sedang tersenyum.

Saya adalah gadis sederhana yang hidup penuh dengan sejuta mimpi. Terlahir dari keluarga yang sederhana lantas tidak menjadikan saya berpikiran sesederhana hidup saya. Justru dari kesederhanaan ini, saya belajar membangkitkan diri saya di saat saya terpuruk, karena saya tahu, tak seorang pun akan dan dapat melakukan itu sebaik diri saya sendiri. Walaupun banyak orang yang suka meremehkan bahkan menantang saya karena mimpi-mimpi saya, saya tetap yakin 100% pada kemampuan diri saya. Saya tetap optimis di saat kegagalan menemui tanpa ujung, di saat dunia menertawakan kegagalan saya. Karena saya tahu, di akhir cerita saya akan keluar sebagai pemenang.

Semenjak pernikahan kakak saya setahun yang lalu, beberapa orang bertanya kepada orangtua saya apakah putri keduanya ini akan segera menyusul. Walau terkesan candaan, ada suatu sindiran yang terkesan meremehkan. Mereka tahu saya sedang menempuh pendidikan lanjut, dan sangat tidak mungkin saya menyusul menikah juga seperti kakak saya. Mereka meremehkan kakak saya yang hanya tamatan SMA dan menikah. Justru itu lebih baik daripada ia terjerumus ke hal negatif. Itu pilihan hidup orang bukan, what's wrong with that?

 

 

 

 

 

What's On Fimela
Ilustrasi./Copyright unsplash.com

Selain karena harapan orangtua saya, di dalam diri saya terdapat passion yang besar terhadap pendidikan, dan saya akan terus mengejarnya. Setelah tahun 2016 saya mendapatkan kejutan dengan lulusnya saya di salah satu PTN terkenal di sini, di tahun berikutnya juga saya mengejutkan orang-orang karena saya mendapatkan beasiswa.

Bahkan, di tahun 2018, saya mengikuti banyak sekali kegiatan kemahasiswaan, juga organisasi, dan pernah bergabung dalam kepanitiaan AFEBI (Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia) ke-15, yang turut menghadirkan Menkeu Sri Mulyani, Menteri dan Menteri Ristekdikti. Tahun 2018 sangat bermakna untuk saya. Saya memiliki banyak jaringan sosial dan itu turut meningkatkan karier saya baik di dalam kelas perkuliahan maupun di luar perkuliahan.

Kini, di tahun 2019 ini, ada sebuah harapan besar yang saya tanamkan pada diri saya, menjadi sebuah challenge terhadap diri saya sendiri, apakah saya mampu atau tidak. Mimpi itu adalah mengikuti student exchange ke luar negeri. Mimpi yang sejak dulu saya damba-dambakan, dan saya seperti berintuisi bahwa di tahun 2019 inilah waktu yang tepat untuk mewujudkannya. Saya sangat ingin sekali mengecap satu pengalaman luar biasa ini sebelum akhirnya saya akan tamat kuliah, bekerja, dan menikah. Saya ingin mewujudkannya di bangku kuliah ini. Namun, semua ini hanya mungkin dan menjadi kenyataan di tangan Yang Maha Kuasa.

Semua perjuangan ini saya lakukan sebagai bentuk cinta kasih saya serta wujud pengabdian saya terhadap orangtua saya, yang kini telah memasuki fase lansia. Saya juga ingin membuktikan bahwa ketika seorang perempuan ditantang integritasnya, maka ia dapat melakukan lebih dari apa yang dibayangkan. Saya ingin menjadi wanita yang berjati diri, tidak terbawa arus negatif dan berintelektual di zaman kejam seperti sekarang ini. Karena anak-anak di masa depan saya berhak lahir dari ibu yang seperti itu.

Inilah sepenggal cerita dan harapan saya, terkhusus untuk tahun 2019 ini, semoga kita semua menuju ke arah kebijaksanaan. Terima kasih.