Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.
***
Oleh: Citra Rizcha Maya - Sumbawa Barat
Seringkali, saya menulis daftar keinginan, beberapa terkabulkan, beberapa tertunda hingga bertemu waktu yang tepat, dan beberapa memang lebih baik tak terwujudkan jika itu bukan hal terbaik untuk dimiliki ataupun terjadi. Namun, hidup selalu memberikan hal-hal yang saya butuhkan. Dia Sang Pemilik Semesta, selalu tahu apa yang terbaik untuk setiap manusia-Nya.
Karena kita hanyalah bisa merencanakannya, selalu rencanakan yang paling baik. Karena kita yang meminta dan berharap, jadilah yang paling pantas dan yang paling kuat tekadnya untuk berusaha menggapainya. Kita selalu cukup, hanya kadang,kita mendongak ke atas dan jarang sekali menoleh ke bawah. Kita selalu merasa kurang, hingga terlalu sedikit bersyukur.
Memandang ke belakang untuk merefleksi, melangkah maju membuka lembaran tahun yang baru. Betapa bersyukur, saya telah memiliki hal-hal yang saya inginkan, hal-hal yang saya butuhkan. Saya dan suami tengah menanti kado mungil yang in shaa Allah akan terlahir di tahun ini. Bayi yang kami harapkan dengan sungguh-sungguh. Bayi yang kelak akan saya cintai sepenuh hati. Sebuah hidup dan peran baru akan saya lakoni. Menjadi seorang ibu, betapa itu sungguh berarti.
Saya telah berperan sebagai anak perempuan. Saya baru saja menjalani hidup sebagai istri. Dan kini tengah menanti tersematnya gelar ibu, akan terasa sangat istimewa, akan menyenangkan, akan membahagiakan, secara realistis juga akan melelahkan, dan saya percaya akan terbayarkan dengan sepadan jika saya tahu bagaimana caranya. Untuk itulah saya ingin belajar. Seumur hidup, yang saya dan kita semua lakukan adalah selalu belajar. Karena sejatinya, hidup itu adalah serangkaian pembelajaran.
Ketika menjadi anak perempuan saya belajar mengisi hari orangtua saya dengan membanggakannya, dengan menjadi patuh pada mereka, mencintai mereka dengan sepenuh hati, walau saya tahu saya akan dan selalu berutang banyak cinta dan terima kasih pada keduanya.
What's On Fimela
powered by
Ketika menjadi istri saya belajar mengenai perbedaan, saya belajar memberi dan tak hanya menerima, saya belajar menjadi pribadi yang tak hanya mementingkan diri sendiri, saya belajar untuk terus membangun, menghidupkan, dan merayakan cinta dengan suami, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kami masing-masing miliki, setiap hari, setiap waktu.
Lalu, sekarang saya akan harus belajar banyak, menjadi seorang ibu. Mimpi terbesar saya adalah menjadi ibu yang nyata. Ibu yang saya kenal dan ketahui adalah pribadi yang sempurna dan tanpa cela; ibu adalah dia penuh cinta, dia yang murah hati, dia yang dipenuhi kebaikan; sosok sederhana yang kaya pengerian, pengampunan, serta toleransi, yang selalu bisa mengubah air mata menjadi tawa, ibu selalu bisa segalanya. Ibu manusia tanpa kata lelah. Ibu yang sanggup menghadapi kondisi dan siap dengan situasi apapun.
Ketika menjadi anak perempuan dan istri yang saya ketahui bahwa pelajaran tentangnya adalah seumur hidup. Dan kini saya sadar, peran yang akan saya lakoni telah bertambah, saya akan kedatangan bayi mungil yang membutuhkan ibu yang harus banyak belajar dan prosesnya tanpa henti. Ada banyak hal yang menanti saya dan bayi ini di masa depan. Segala hal yang belum terprediksi, kami harus siap dan untuk itu saya perlu banyak belajar.
Jelas belajar menjadi ibu akan sangat melelahkan, dan saya percaya, pembelajar yang berhasil hanyalah dia yang banyak bersabar. Hidup, ayo ajari saya banyak hal, dan berilah saya kesabaran, latih saya dengan kelembutan, lalu beri saya keberhasilan yang bisa saya rayakan dengan orang-orang yang saya cintai dan mencintai saya!