Meski sudah berhasil selamat dari maut, namun rasa trauma yang cukup berat pastinya masih dirasakan Idan dan Cynthia. Terbayang situasi saat tsunami dan angin kencang merupakan salah satu contohnya. (Adrian Putra/Fimela.com)
"Kalau kondisi keluarga sih Alhamdulillah udah baik lah. Emang traumanya masih berat, masih lumayan berat. Jadi, kalau kemarin itu kita sempat kalau mau tidur gitu masih kebayang-bayang situasinya (Tsunami Banten),” ungkap Idan. (Adrian Putra/Fimela.com)
Begitu juga dengan sang istri yang masih merasa takut sehingga untuk sekarang ini dirinya tidak ingin berjauhan dengan suaminya. (Adrian Putra/Fimela.com)
"Masih (trauma). Aku semalam jam 04.00 pagi atau jam 03.00 pagi, karena dia (Idhan) masih di bawah sama Ifan jadi aku nyariin dia. Karena pas aku merem gak tahu (kenapa jadi) keingat lagi. Karena kejadian itu baru dua minggu, jadi kebayang itu-itu terus," jelas Cynthia.(Adrian Putra/Fimela.com)
Masih dibayangi kenangan buruk tersebut, pasangan suami istri ini ingin memulihkannya dan berencana untuk konsultasi ke Psikolog, terlebih untuk anak kesayangan mereka yang bernama Kenzi. (Adrian Putra/Fimela.com)
"Rencananya mau ke psikolog, cuma karena kemarin dia (Kenzi) habis cek up dan semua sahabat aku juga menyarankan ke aku jangan langsung (ke psikolog),” tutur Cynthia. (Adrian Putra/Fimela.com)
Takutnya nanti dia (Kenzi) malah (merasa), 'Kok ditekan, ditanya- tanya terus?' Gitu, ntar lah kita kasih waktu sebulan dulu atau sebulan setengah baru kita datang (ke psikolog)," pungkas Cynthia Wijaya. (Adrian Putra/Fimela.com)