Fimela.com, Jakarta Judul: Saving Francesca (Tolong Aku Dong!)
Penulis: Melina Marchetta
Alih bahasa: Dewi Sunarni
Ilustrasi sampul: Martin Dima
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan kedua, Juni 2018
Francesca Spinelli pusing berat karena ibunya tiba-tiba depresi, kehilangan semangat hidup, dan hampir tidak mau turun dari tempat tidur. Keluarganya terancam berantakan, apalagi ayahnya tampak pasif dan menganggap sepele masalah itu. Satu-satunya hiburan bagi Francesca adalah Will Trombal, cowok keren yang dia taksir. Namun, dia malah makin sedih saat tahu Will ternyata sudah punya pacar.
Francesca jadi merasa galau dan kesepian. Apalagi dia merasa tidak cocok dengan teman-teman di sekolah barunya. Sekarang teman-teman lamanya yang keren dan selalu dapat dia andalkan, semakin menjauh. Dia jadi sulit bergaul dan merasa terkucil. Semuanya membuat Francesca tidak tahan lagi. Siapa yang bisa menolongnya?
Atau, dia hanya perlu membuka mata dan melihat bahwa justru orang-orang yang dia anggap remehlah yang justru menyayanginya?
***
Francesca Spinella (16 tahun) bersekolah di St. Sebastian, sekolah yang tadinya hanya berisi murid laki-laki tapi kemudian mulai menerima murid perempuan. Dengan kata lain, Francesca masuk dalam kelompok minoritas dengan hanya beberapa puluh murid perempuan di tengah ratusan murid laki-laki yang ada. Belum lagi dengan kenyataan bahwa tak ada teman-teman dekat Francesca dari sekolah sebelumnya, St. Stella yang melanjutkan ke St. Sebastian. Berada di sekolah baru, Francesca merasa begitu kesepian.
Kondisi keluarga Francesca pun mendadak berubah. Sang ibu tercinta, Mia mengalami depresi berat dan hanya bisa mengurung diri di kamar. Mia yang tadinya dikenal begitu periang dan bisa diandalkan untuk berbagai hal berubah 180 derajat menjadi seseorang yang terasa sangat asing bagi Francesca, adiknya Luca, dan ayahnya. Francesca dihadapkan pada kondisi yang sangat sulit. Di sekolah ia memiliki masalah. Di rumah pun masalah juga tak kalah beratnya.
Di sekolah, Francesca memiliki sejumlah teman dengan karakter-karakter yang sangat unik. Tadinya Francesca merupakan murid teladan. Tapi kemudian ada banyak hal yang memberikan tantangan baru di hidupnya. Salah satunya adalah adanya love and hate relationship dengan Will Trombal. Di tengah situasi dan kondisi yang membuatnya begitu terombang-ambing, mau tak mau Francesca harus bisa belajar untuk lebih dewasa dalam bersikap dan berpikir.
"Aku tidak ingat saat terakhir orang-orang menatap mataku untuk berbicara denganku. Aku takut melihat diriku di cermin karena mungkin tidak ada siapa pun di sana." (Saving Francesca, hlm. 60)
Menghadapi situasi keluarga dengan kondisi ibunya yang mengalami depresi, Francesca kadang sulit mengondisikan dirinya. Ia ingin bisa tetap melindungi adiknya. Sang ayah pun berusaha sebaik mungkin untuk mengambil peran ganda sebagai usaha untuk mengisi kekosongan peran ibunya. Namun, Francesca malah sering menyalahkan ayahnya. Mengingat ibu dan ayahnya memiliki karakter dan kepribadian yang cukup berbeda, Francesca merasa sang ayah tidak bisa selalu diandalkan untuk sejumlah hal.
Pada awalnya sangat sulit menebak apa yang terjadi pada ibu Francesca. Apa yang membuatnya depresi? Ada peristiwa apa yang membuat ibunya berubah begitu drastis? Sampai pada suatu titik ada kenyataan yang cukup mengejutkan, bahkan bagi Francesca sendiri.
Saving Francesca mengangkat sejumlah isu yang begitu penting. Mulai dari lika-liku kehidupan yang sangat khas remaja, proses untuk terus tumbuh jadi lebih dewasa, hingga menemukan makna hidup yang sesungguhnya. Isu soal kesehatan mental pun cukup kental di buku ini. Baca dengan perlahan bab-bab awalnya dan bertahanlah mengikuti semua konfliknya untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa di novel ini.