Fimela.com, Jakarta Di era serba digital, banyak orang yang ketika hendak bepergian menggunakan pesawat kerap mengabadikan beragam hal di airpot untuk update ke akun media sosial. Salah satu yang kerap diunggah adalah foto boarding pass. Apakah Sahabat Fimela termasuk yang kerap melakukkan hal ini?
Jika iya, mungkin Sahabat Fimela belum mengetahui risikonya. Memang mengunggah atau membagikan foto atau video tentang pengalaman pribadi di media sosial adalah hal yang sah dan menjadi cara yang baik untuk unjuk diri. Namun nyatanya, membagikan boarding pass di media sosial adalah awal dari hal buruk yang mungkin saja bisa terjadi.
Ketika membagikan foto boarding pass di media sosial, bukan hanya membagikan soal nama dan destinasi. Namun juga beberapa hal penting dan sensitif yang tersimpan di boarding pass.
Informasi pada boarding pass yang juga termasuk dalam tiket, konfirmasi pemesanan yang diperoleh melalui aplikasi seluler, hingga email data tiket memungkinkan data pribadi bisa diakses oleh siapapun. Sebenarnya informasi atau data apa saja yang ada di dalam boarding pass?
Melalui boarding pass akan terlihat loyalitas Sahabat Fimela sebagai penumpang dengan maskapai penerbangan atau kartu frequent fyler. Dalam beberapa kasus, nomor atau nama pemegang kartu memungkinkan orang lain untuk masuk ke profil pribadi di situs maskapai untuk melakukan check in online.
Selain itu, data yang tersembunyi dalam boarding pass mencakup Passenger Name Record atau PNR. Ini merupakan kode reservasi yang berfungsi sebagai pengenal unik penumpang dalam sistem reservasi komputer. Data yang tersimpan dalam PNR mencakup rute penerbangan, tarif, informasi pembayaran, nomor telepon penumpang, detil akomodasi, tanggal lahir, hingga data paspor.
What's On Fimela
powered by
Risiko mengunggah boarding pass di media sosial
Dengan banyaknya data yang tersimpan di boarding pass, memungkinkan juga berbagai tindakan kriminal yang mungkin terjadi. Terutama terhadap setiap data pribadi Sahabat Fimela. Berikut beberapa tindakan kejahatan yang mungkin terjadi jika membagikan boarding pass di media sosial!
- Berdasarkan nomor penerbangan, akan terlihat waktu pergi dan kembali. Maka para pelaku kejahatan akan mengetahui kapan rumah kosong untuk melakukan aksi kriminal, seperti pencurian.
- Pengaturan tempat duduk dapat diatur. Hanya dengan data di boarding pass, orang asing bisa mengacak pengaturan nomor kursi. Selain itu, tanggal penerbangan juga bisa diubah.
- Nama Sahabat Fimela bisa mendadak hilang dari daftar penumpang. Hal ini disebabkan pelaku kejahatan sudah menelepon ke maskapai penerbangan dengan mengonfirmasi semua data penumpang. Kemudian meminta untuk pembatalan tiket.
- Semua data di PNR bisa digunakan untuk melakukan trik rekayasa sosial dan akses menuju profil penumpang. Setelah mendapatkan akses, pelaku mungkin saja menghabiskan bonus yang dimiliki.
- Jika PNR mencakup nomor telepon, bisa menjadi kesempatan untuk melakukan duplikasi SIM.
Untuk itu, ada baiknya jika lebih berhati-hati sebelum membagikan boarding pass di media sosial. Samarkan barcode, nama, email, dan informasi lainnya yang tertera pada boarding pass. Lebih baik lagi jika bagikan momen boarding pass ini setelah tiba di tujuan.