Fimela.com, Jakarta Membaca bukanlah sebuah kegiatan yang susah untuk dilakukan, waktunya pun fleksibel dan yang terpenting bisa dilakukan di mana saja. Tapi, pertanyaan yang sering muncul ke permukaan adalah apakah masyarakat Indonesia suka membaca? Salah satu pengurus dari Gerakan Suka Baca, Renita pun mencoba untuk memberikan jawabannya.
“Minat baca orang Indonesia menurut saya jika secara global masih rendah. Namun, jika diamati lebih saksama sebenarnya masyarakat Indonesia tidak terlalu malas membaca,” jelas Renita kepada Fimela.com. Hanya saja menurut Renita, membaca dengan media cetak saat kini kurang digemari. Masyarakat kini lebih suka membaca melalui platform online. “Untungnya juga, makin banyak komunitas yang membuat kegiatan terkait literasi,” tambahnya.
Dan mengajak anak-anak atau masyarakat Indonesia untuk gemar membaca adalah tujuan yang kini masih terus dilakukan oleh Renita dan kawan-kawannya di Gerakan Suka Baca, yakni sebuah perkumpulan atau komunitas kecil yang fokus dalam bidang pendidikan non-formal dengan program rutin setiap hari Minggu. Penasaran sama gerakan yang satu ini? Langsung saja mampir ke Instagram-nya @minggucerdas.
What's On Fimela
powered by
Hari Minggu dipilih menjadi waktu yang tepat untuk menularkan virus membaca, selain memang itulah waktu senggang yang dimiliki oleh para relawan Gerakan Suka Baca (GSB) yang berasal dari berbagai profesi. Renita dan teman-temannya mengaku bahwa tidak pernah merasa kelelahan untuk mengajak anak-anak supaya suka membaca. Dan GSB pun memiliki kegiatan menyenangkan supaya orang bisa rajin membaca.
Ada beberapa kegiatan yang rutin dilakukan oleh GSB mulai dari mengadakan kegiatan belajar gratis untuk siswa Tk hingga SMP di sekolah master Depok setiap Minggu dan menggelar lapak baca buku gratis di Taman Lembah Gurame Depok. “Setiap tiga bulan sekali kami juga rutin mengadakan wisata edukasi, ke Kota Tua dan Museum Layang misalnya. Selain itu juga ada NgabubuREAD setiap bulan Ramadhan,” terang Renita.
Dijelaskan oleh Renita, Wisata Edukasi bertujuan untuk mengajak siswa belajar, tapi dengan cara menyenangkan. Tempat wisata yang dipilih, pasti memiliki unsur edukasi. Selain itu, kegiatan tersebut juga bisa dijadikan sebagai kesempatan siswa untuk berkenalan dengan relawan Gerakan Suka Baca yang biasa disapa "kakak asuh".
Bergabung Menjadi Kakak Asuh
Minggu atau hari libur dipilih oleh beberapa orang untuk menjadi waktu yang tepat buat beristirahat atau melakukan kegiatan “me time” yang dapat mengembalikan semangat serta me-refresh otak supaya bisa kembali bekerja atau kuliah. Buat yang ingin hari liburnya lebih bermanfaat, maka bisa langsung bergabung menjadi relawan atau kakak asuh di Gerakan Suka Baca.
Banyak manfaat yang bisa diambil kalau bergabung di Gerakan Suka Baca seperti yang dijelaskan oleh Renita. “Kalau dari saya pribadi. GSB adalah tujuan hidup. Yang mana saya bisa menjadi guru sesuai dengan harapan saya yang belum tercapai sampai sekarang. Saya bisa banyak berkenalan dengan manusia dari berbagai latar belakang dan bisa melatih diri agar berani berkomunikasi,” ungkapnya.
Tapi sebelum menjadi relawan, tidak ada salahnya untuk mengajari diri sendiri untuk lebih rajin membaca. Untuk yang satu itu Renita memiliki tipsnya. “Pahami genre bacaan yang kalian suka, karena mau sebagus apapun bahan bacaan jika tidak didasari suka, tidak akan dibaca,” jelasnya. Tidak heran kalau Renita dan kawan-kawannya di Gerakan Suka Baca memiliki cara unik supaya anak-anak bisa tertarik untuk membaca.
“GSB sendiri membuat usaha menarik orang agar suka membaca dengan cara memberikan reward. Misalnya ‘Baca buku 10 menit gratis mewarnai atau baca buku 10 menit gratis kue’. Minimal, orang tertarik dulu. Jika sudah tertarik, lebih mudah mengajak mereka untuk suka membaca buku,” pungkas Renita.