Komunitas Sejiwa Ajak Remaja dan Perempuan Indonesia Hidup Bahagia

Gadis Abdul diperbarui 26 Des 2018, 14:41 WIB

Fimela.com, Jakarta “Apa yang bisa saya lakukan untuk menolong orang-orang yang stres atau sakit jiwanya?” Berkali-kali pertanyaan tersebut menghampiri pikiran Nur Ihsanti Amalia, perempuan berusia 23 tahun, jebolan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). Tidak hanya berdiam diri, akhirnya Santi pun pada Juli 2018 lalu membuat sebuah komunitas yang bernama Sejiwa (Sehat Jiwa dan bahagia).

Buat Santi kesehatan jiwa seseorang itu sangat penting, namun sangat disayangkan saat ini banyak orang yang mengalami “sakit jiwa”. “Setelah lulus aku kerja sebagai konselor perempuan dan anak. Dari situ banyak klien yang memang mengalami stres dan aku semakin sadar kalau kesehatan jiwa tuh penting,” ujar Santi kepada Fimela.com.

“Menyadari bahwa mengedukasi tentang kesehatan jiwa itu penting. Makanya itu yang membuat akhirnya aku mengajak teman-teman untuk membuat Sehat Jiwa ini,” tambah Santi. Menurut Santi ada hal yang seharusnya dilakukan ketika seseorang mulai berkata bahwa dirinya mengalami depresi.

What's On Fimela
Kelas Bahagia yang diadakan oleh komunitas Sejiwa. (dok. Sejiwa)

“Perlu ada edukasi seperti apa sih depresi itu, makanya di situ aku langsung pengin bikin satu kegiatan untuk preventif di kesehatan jiwa. Akhirnya ngumpulin berbagai teman-teman, ada yang dari psikologi, ilmu hukum, semua gabung jadi satu, bareng-bareng kita bikin yang namanya komunitas Sehat Jiwa ini,” terang Santi.

Perjalanan komunitas Sejiwa pun dimulai dengan membuat Kelas Bahagia selama tiga bulan di Sekolah Rakyat Ancol. Setiap akhir pekan para relawan dari Sejiwa akan memberikan kelas dengan berbagai materi yang diberikan, mulai dari mengenal diri hingga mengenal emosi. Selain Kelas Bahagia, ada dua kelas lainnya yang juga dibuat oleh Sejiwa.

Kelas pertama dinamakan Kelas Sejiwa yang memang hanya dilakukan satu kali pertemuan. “Contohnya seperti kita mengadakan kerja sama dengan Abang None 1000. Kita mengadakan kelas tentang mimpi dan motivasi di Pulau Tidung dan juga Pulau Pramuka,” terangnya. Sedangkan kelas yang kedua adalah Kelas Belajar Sejiwa, yakni sebuah program yang memungkinkan setiap orang dapat belajar tentang kesehatan jiwa melalui Instagram komunitas Sejiwa.

2 dari 2 halaman

Banyak Anak Pra Sejahtera yang Takut Bermimpi

Para peserta kelas Sejiwa. (dok. Sejiwa)

Para remaja dan perempuan adalah kelompok yang disasar oleh komunitas Sejiwa. Untuk yang satu itu komunitas Sejiwa pun memiliki alasannya sendiri. “Karena kita percaya bahwa remaja itu kan ditahap yang lagi gonjang ganjing, lagi labil, itu penting banget, bagaimana kita masuk untuk memberikan materi tentang kapasitas diri,” terang Santi.

“Supaya mereka lebih kuat secara internal sehingga nanti masalah-masalah yang muncul di kemudian hari yang mungkin juga lebih besar, mereka jadi tahu harus ngapain,” tambahnya. Dan kenapa perempuan Indonesia? Menurut komunitas Sejiwa perempuan atau ibu atau calon ibu adalah tokoh penting untuk menciptakan generasi yang lebih sehat.

Para remaja tengah asyik mengikuti kegiatan dari komunitas Sejiwa. (dok. Sejiwa)

Belum lama berdiri, komunitas Sejiwa menemukan beberapa permasalahan yang sering dihadapi oleh anak-anak dari keluarga pra sejahtera. Ternyata anak-anak tersebut takut untuk bermimpi karena mereka sadar bahwa keluarganya memang tidak memiliki uang yang banyak untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka.

“Komunikasi dengan orangtua nggak bagus terus banyak juga anak-anak yang ternyata mendapatkan kekerasan di rumahnya sendiri yang dilakukan oleh orangtuanya. Dan satu lagi, di-bully, itu lagi tinggi banget. banyak banget anak yang di-bully,” tegas Santi. Komunitas Sejiwa berharap dengan adanya berbagai kelas yang dapat diikuti anak-anak dapat menyelesaikan persoalannya tanpa harus mengambil jalan pintas, seperti melakukan aksi bunuh diri.