Nasihat dari kakek, nenek, teman, atau tetangga tentang perkembangan bayi memang dibutuhkan oleh Moms yang baru saja menjadi ibu. Namun, tak jarang di antara nasihat tersebut juga terselip mitos-mitos yang telah lama berkembang sehingga menutupi fakta yang sesungguhnya.
Lalu, bagaimana cara membedakan antara mitos dan fakta tentang perkembangan bayi? Selain beberapa mitos dan fakta dibalik perkembangan bayi yang telah dibahas di artikel sebelumnya, berikut ini masih ada beberapa mitos dan fakta lainnya yang dilangsir dari laman parents.com.
Mitos: Meletakkan buku terlalu dekat dengan mata si kecil dapat merusak penglihatannya.
Fakta: Membacakan buku terlalu dekat atau duduk terlalu dekat dengan televisi tidak akan merusak penglihatan buah hati Anda. Hanya saja jika anak Anda meminta membaca buku atau melihat televisi terlalu dekat, maka bisa jadi hal tersebut merupakan gejala dari rabun dekat pada anak.
Cobalah untuk mengamati kebiasaan buah hati Anda, apakah ia membaca buku terlalu dekat atau apakah ia melihat televisi dan tulisan lainnya terlalu dekat. Jika kebiasaan tersebut sering dilakukan, maka Anda bisa membawanya untuk memeriksakan kondisi penglihatannya pada dokter.
Mitos: Panjang bayi saat dilahirkan memengaruhi tinggi badannya saat sudah besar nanti.
Fakta: Mitos yang satu ini pasti sudah berkembang dan banyak dipercayai oleh masyarakat. Moms, perlu Anda ketahui bahwa panjang bayi saat lahir tidak menjadi prediksi tinggi badannya saat besar nanti, tapi pengukuran lebih lanjut akan dapat memberikan prediksi tentang tinggi badan seorang anak.
Jika ingin mengetahui prediksi tinggi badan bayi, maka tinggi badan orang tua lah yang memberikan pengaruh besar pada tinggi badan anak. Jadi, tidak perlu langsung khawatir saat buah hati Anda tidak terlalu panjang saat dilahirkan. Pola makan dan olahraga yang dilakukan bisa mempengaruhi tinggi badan seseorang.
Mitos: Apabila orang tua menderita alergi terhadap suatu hal, maka si anak akan menderita alergi yang sama pula.
Fakta: Faktor keturunan memang dapat menentukan apakah seorang anak menderita alergi atau tidak. Namun, ada beberapa faktor lainnya yang juga berpengaruh terhadap alergi yang diderita seorang anak. Moms mungkin menderita alergi ikan laut, tapi si kecil bisa jadi tidak alergi terhadap ikan laut.
Anak-anak dari orang tua yang tidak menderita alergi apapun juga bisa tiba-tiba menderita alergi. Jadi, faktor keturunan bukan menjadi faktor utama dalam menentukan apakah seorang anak akan menderita alergi yang sama dengan orang tuanya atau tidak.
Jadi, Moms sekarang sudah tahu bukan mana yang mitos dan fakta yang sesungguhnya di balik perkembangan bayi?
Oleh: Lies Nureni
(vem/ver)