Ingin Kerja Rumahan Sambil Jaga Anak; Bisakah Jadi Alasan Resign?

Fimela diperbarui 26 Mei 2015, 13:08 WIB

Jangan kekang pikiran Anda sendiri untuk berkreasi merancang cita-cita keluarga di masa depan, Moms. Sebagai seorang wanita yang mandiri, sudah menjadi keahlian Anda untuk memanfaatkan segala sarana dan prasarana yang Anda miliki untuk mengembangkan diri agar dapat berkontribusi lebih besar pada keluarga.

Bagi beberapa wanita, bekerja di luar adalah salah satu cara untuk menunjukkan kontribusi penting seorang ibu bagi keluarganya. Dengan bekerja dan memiliki penghasilan sendiri, seorang wanita bisa membantu menambah tabungan keluarga agar makin sejahtera. Tentu saja hal ini pun disokong oleh peran suami yang memberikan keleluasaan bagi istrinya untuk bisa mengasah kemampuannya sendiri.

Di sisi lain, Moms, beberapa wanita justru merasa menjadi seorang ibu dan istri haruslah total; yakni memegang semua kendali di rumah. Eits, bukan berarti hanya mengerjakan pekerjaan rumah lo, ya, intinya seorang wanita perlulah bisa melakukan banyak hal yang menguntungkan sekalipun dari rumahnya.

Masalahnya sekarang adalah bagaimana ketika hal tersebut muncul ketika Anda sudah terlanjur bekerja di sebuah instansi yang sebenarnya sudah cukup menjanjikan. Hanya saja, Anda merasa punya kurang cukup waktu untuk mengurus anak, suami, serta melakukan pekerjaan rumah lainnya.

Alasan lainnya bisa jadi Anda menemukan kesenangan lainnya ketika bisa melakukan sendiri sesuai dengan keinginan dan untuk mencapai target yang disusun sendiri; dengan kata lain Anda ingin berwirausaha rumahan. Wah, jangan diremehkan loh, Moms, sebab industri rumahan sekarang sudah cukup menunjukkan taringnya di dunia bisnis.

Tapi, dapatkah atasan Anda menerima alasan tersebut. Seperti disalir dari laman Jobsearch.about.com, masalah keluarga adalah salah satu alasan yang baik dan cukup ditolerir sebagai alasan pengunduran diri, Moms.

Tapi tentu Anda perlu mengikuti etika pengunduran diri agar Anda tak terkesan terburu-buru. Dalam beberapa instansi, Anda bisa dengan langsung mengutarakan maksud Anda pada manajer Anda. Setelah beberapa pertimbangan diutarakan dan Anda diizinkan untuk resign, barulah surat pengunduran diri Anda ajukan.

Selain etika dalam penyampaiannya, Anda pun perlu kenali betul timing-nya, Moms. Janganlah Anda resign ketika instansi tersebut sedang berada dalam masalah yang pelik dan benar-benar membutuhkan banyak tenaga untuk mengatasinya. Jika itu yang Anda lakukan, jangan kaget jika nanti Anda dapati banyak rekan lain yang mencibir dan menganggap Anda lari dari masalah.

Nah, kesimpulannya masalah keluarga; khususnya bagi wanita, bisa menjadi salah satu alasan yang masuk akal. Namun tetap saja Moms, Anda harus menjelaskan dengan baik sehingga tak terdengar mengada-ada. Pastikan juga Anda sudah mengetahui langkah karir yang seperti apa yang akan Anda lalui setelah resign.

Oleh: Kamilah

(vem/ver)