Lemak Jahat Untuk Tubuh, Fakta atau Fitnah?

Fimela diperbarui 24 Feb 2015, 18:05 WIB

Dua penelitian besar akhir-akhir ini tidak dapat membuktikan peran lemak yang terdapat dalam mentega, daging, keju, dan telur sebagai penyebab utama penyakit jantung. Apakah lantas pakar-pakar nutrisi selama ini salah besar?

Faktanya, belum ada bukti nyata tentang teori tersebut. Selama ini kita hanya percaya apa yang telah berkali-kali ditekankan oleh pakar nutrisi dari masa ke masa.

Kesalahpahaman ini berawal di sekitar tahun 1950an ketika ide bahwa bahwa lemak jenuh dapat menyumbat arteri sehingga menyebabkan penyakit jantung diperkenalkan pertama kalinya. Di tahun 1961, Asosiasi Janutng Amerika menerbitkan panduan kesehatan yang menghimbau agar berhenti mengkonsumsi lemah jenuh dalam diet sehari-hari.

Bukti mengenai teori ini pun sudah salah dari awal. Dari populasi 13.000 pria, hanya 500 orang dijadikan sampel penelitian. Selain itu, penelitian diadakan ketika sampel sedang menjalani program diet di bawah pengawasan ketat yang melarang konsumsi daging dan keju, sehingga data yang dikumpulkan kurang representative.

Di samping itu, bukannya meneliti negara seperti Prancis dan Swiss yang terkenal sebagai konsumen lemak paling tinggi, penelitian justru terpusat di Itali dan Yunani sehingga kurang relevan.

Fakta bahwa rekor manusia usia tertua saat itu adalah seorang peternak susu dari Irlandia yang konsumsi hariannya kebanyakan susu, daging, keju, dan telur sama sekali diabaikan.

Ditambah lagi, penelitian terhadap 50.000 wanita di tahun 2006 membuktikan bahwa mengurangi asupan lemak jenuh dalam diet tidak berpengaru terhadap resiko penyakit jantung dan diabetes.

Nah, siapa sangka bahwa selama ini sejarah dan ilmu pengetahuan sangat memusuhi lemak jenuh? Sebaiknya Anda crosscheck dari berbagai sumber sebelum memutuskan asupan diet harian Anda.

Sumber: www.cosmopolitan.co.uk

(vem/ver)