Supaya Rajin Masuk Kerja, Tidur Yang Banyak

Fimela diperbarui 24 Feb 2015, 17:39 WIB

Penelitian terbaru membuktikan bahwa karyawan-karyawan yang dapat diandalkan kinerjanya adalah mereka yang tidur tujuh hingga delapan jam per malamnya. Bagaimana bisa?

Sekelompok peneliti dari FInlandia baru-baru ini menerbitkan hasil penelitiannya mengenai hubungan antara kebiasaan tidur dan jumlah absen kerja. Selama tujuh tahun, para peneliti mempelajari perilaku sebanyak 3.760 pekerja pria dan wanita dengan ragam usia antara 30 hingga 64 tahun.

Dari data yang terkumpul, para peneliti menyimpulkan bahwa jumlah jam tidur sangat erat hubungannya dengan jumlah absen kerja karyawan. Merek yang tidak mendapatkan cukup tidur karena insomnia dan gangguan-gangguan lain berkesempatan lebih besar untuk memiliki jumlah absen yang lebih banyak, begitu pula karyawan yang mendapatkan waktu tidur yang terlalu lama.

Data penelitian juga menunjukkan bahwa karyawan yang tidur kurang dari 5 jam atau yang tidur kebih dari 10 jam per malam biasanya menggunakan 6 hari cuti tambahan. Karyawan yang dianggap mendapatkan waktu tidur optimal adalah mereka yang bisa mendapatkan waktu tidur selama 7 hingga 8 jam per malam. Karyawan yang tidur kurang dari atau lebih dari jumlah tidur optimal tersebut disimpulkan memiliki kecenderungan tidak masuk kerja lima hingga 9 hari lebih banyak dari pada karyawan dengan jumlah tidur optimal.

Selain itu, diperoleh pula fakta bahwa wanita yang tidak masuk kerja paling sedikit adalah mereka yang tidur selama 7 jam 38 menit, sedangkan bagi pria adalah mereka yang bisa tidur selama 7 jam 46 menit.

Dengan begitu, dapat ditarik kesimpulan bahwa mengatur pola tidur aspek yang sangat penting dalam peningkatkan efisiensi kerja.

Sumber: nytimes.com

(vem/ver)