Pada artikel sebelumnya Mom sudah menyimak pembahasan mengenai ciri fisik puyuh yang biasa diolah dan diambil dagingnya, khususnya soal ukuran dari si puyuh. Meski puyuh tidak memiliki daging yang cukup banyak apalagi sebanyak unggas-unggas potong yang lain seperti ayam, bebek, atau burung dara, tapi daging puyuh tidak bisa dikesampingkan kelezatannya.
Untuk Mom yang mencari daging unggas yang ‘kaya’ akan dagingnya, tentu daging dari burung puyuh potong bukanlah pilihan yang tepat karena masih ada ayam dan bebek. Atau bahkan apa mungkin lidah Mom sekeluarga familiar dengan turkey alias ayam kalkun yang lebih popular di luar negeri? Karena ayam kalkun memang ukurannya sangat besar dibanding dengan unggas-unggas lainnya.
Tapi, soal kelezatan rasanya, daging puyuh tidak bisa diremehkan lho, Mom. Justru karena ukurannya yang mini dan dagingnya yang tidak begitu banyak, rasa gurih dari daging, tulang, dan kulit pun muncul. Meski seperti yang dijelaskan dalam laman brokenarrowranch.com, hal ini juga tetap dipengaruhi oleh faktor cara mengolah dan memasaknya. Jika cara mengolah dan memasaknya benar, rasa gurih yang dimiliki oleh daging puyuh pun akan keluar.
For your information nih, Mom. Bagian tubuh puyuh yang banyak dagingnya dan gurihnya terasa ternyata ada di bagian dada puyuh. Karena itulah, jika Mom ingin menyajikannya untuk keluarga, khususnya untuk sang buah hati, jangan lupa untuk membuat bagian dada terasa tasty dan menjadi bagian favorit untuk dimakan paling akhir.
Oleh: Anindita Yurizqi
(vem/ver)