Sejarah Gula, Pemanis yang Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Lalu

Mimi Rohmitriasih diperbarui 19 Des 2018, 13:07 WIB

Fimela.com, Jakarta Gula merupakan pemanis untuk segala macam masakan, camilan juga minuman. Gula bahkan menjadi salah satu bahan pengawet alami karena sifatnya yang baik dalam mengikat air dan mencegah pembusukan pada makanan. Mengenai gula, sudah tahu kapan pertama kali gula ditemukan?

Melansir dari laman sucrose.com, meski belum diketahui secara pasti kapan gula pertama kali ditemukan, para ahli menyebutkan jika gula sudah dikenal sejak 8000 tahun sebelum masehi (SM). Gula dikenal oleh orang-orang di Polinesia sejak ribuan tahun lalu dari tanaman yang kini kita sebut sebagai tebu.

Pada tahun 510 SM, tanaman tebu tersebar ke pesisir India yang dibawa oleh Raja Darius dari Persia. Pada masa Dinasti Gupta, tanaman tebu kemudian diolah menjadi kristal yang kini disebut sebagai gula. Sama seperti bahan makanan lain di awal penemuannya, tebu dan gula sangat dilindungi. Tebu juga menjadi tanaman bernilai jual tinggi sehingga dijaga ketat dan tidak semua orang bisa merasakan kelezatannya.

Hingga pada abad ke 7 sesudah masehi, para pedagang dari Arab dan Asia mulai membawa gula sebagai barang dagangan mereka dari Persia. Gula dibawa ke kawasan China, Yunani dan Romawi serta berbagai daerah lain di dunia. Oleh masyarakat Yunani Kuno, gula sebelumnya digunakan sebagai bahan untuk obat-obatan.

2 dari 2 halaman

Penyebaran Gula

Gula (iStockphotos.com)

Para ahli sejarah mengungkapkan jika persebaran gula dan tebu semakin meluas seiring dengan berkembangnya kerajaan Romawi di Eropa hingga Asia. Gula pertama kali diketahui tercatat di Inggris pada tahun 1099. Pada masa ini, gula menjadi barang mewah yang sering disebut sebagai emas putih. Pada tahun 1319 di London, harga gula setiap kilogramnya sama dengan upah berbulan-bulan yang diterima pekerja di sana.

Pada tahun 1500, pedangang dari Portugis membawa tebu ke Brazik dan membangun perkebunan tebu di sana. Perkebunan itu bahkan menyebar hingga ke Jamaika, Kuba dan daerah sekitarnya. Tak mau ketinggalan, bangsa Belanda juga membawa tebu ke berbagai wilayah jajahannya dan membangun perkebunan tebu. Bangsa Belanda bahkan membangun pabrik-pabrik tebu di berbagai negara termasuk Indonesia.

Sampai akhir tahun 1900, gula masih menjadi barang mewah dan hanya bisa dibeli oleh orang-orang kalangan menengah atas. Tapi, seiring dengan berjalannya waktu dan semakin bertumbuhnya teknologi industri yang semakin efisien, gula akhirnya bisa diproduksi dengan jumlah melimpah ruah dan harganya pun semakin murah.

Kini, semua orang baik dari kalangan atas maupun bawah bisa menikmati manisnya gula baik pada makanan, minuman, camilan hingga cokelat dan masih banyak lagi. Semoga informasi ini bermanfaat.