Dibalik kegagahan dan kemewahan gedung Lawang Sewu yang berada di Semarang, Jawa Tengah, tersimpan banyak cerita misteri tentang arwah-arwah gentayangan yang sering ditemui masyarakat sekitar atau pengunjung bangunan tersebut.
Seperti layaknya gedung tua dengan gaya arsitektur Belanda lain, dibangunlah bunker atau ruang bawah tanah yang sering dipakai sebagai tempat perlindungan darurat jika terjadi serangan mendadak atau musibah bencana alam.
Bunker bawah tanah Lawang Sewu juga tak luput menjadi saksi sejarah pencapaian kemerdekaan Indonesia dan menyimpan banyak cerita mistis, seperti dilansir dari indocropcircles.wordpress.com dan dibahas dalam primbon hantu Lawang Sewu kali ini.
Pembangunan gedung Lawang Sewu pada masa penjajahan kolonial Belamda ditujukan sebagai stasiun pusat kota Semarang. Namun setelah tampuk kepemimpinan berpindah ke kolonial Jepang, Lawang Sewu dialihfungsikan menjadi markas pertahanan sekaligus peristirahatan tentara Nippon.
Bunker bawah tanah yang ada di komplek bangunan B pun berganti fungsinya menjadi sel bagi tentara Belanda, dimana pasukan Jepang biasa menyiksa bahkan membunuh warga negara Belanda di tempat itu.
Seperti yang dilansir dari laman situs indocropcircles.wordpress.com, dalam bunker tersebut juga terdapat 16 kolam di setiap ruangan.
Konon ceritanya penjara yang digunakan oleh tentara Jepang itu merupakan penjara jongkok dimana lima sampai sembilan orang dimasukkan ke dalam sebuah kotak sekitar 1,5 x 1,5 meter dengan tinggi 60 cm. Mereka dimasukkan ke dalam kolam yang ada di sana dan kolam tersebut diisi air sampai menenggelamkan para tawanan.
Tak hanya itu, di bunker tersebut juga ada penjara berdiri dimana lima sampai enam orang dimasukkan ke dalam kotak berdiameter 60 cm x 1 m, kemudian ditutup pintu besi sampai ajal menyambut.
Seluruh mayat kemudian dibuang ke sebuah kali kecil yang terletak di sebelah gedung tersebut, yang dulunya dikenal dengan sungai Garang untuk menggambarkan kebengisan tentara Jepang.
Dilansir dari thejakartapost.com, sejarah memang mencatat bagaimana kemewahan dan keagungan bangunan Lawang Sewu itu dinodai oleh kebengisan tentara Jepang saat mereka menduduki negara ini.
Ditambah lagi kurangnya usaha perawatan dan penjagaan gedung membuat Lawang Sewu semakin terpuruk dan sayangnya tersohornya kisah mistis gedung tersebut tidak diimbangi dengan usaha perawatan saksi bisu sejarah tersebut, seperti yang disalir dari thejakartapost.com.
Oleh: Dhianita Kusuma Pertiwi
l
(vem/ver)