Gejala HIV : Clinical Latency (part 1)

Fimela diperbarui 20 Sep 2014, 18:53 WIB

Jika benar Anda terinfeksi HIV, sebaiknya Anda tenang dulu Ladies. Jangan terburu panik dan beranggapan hidup Anda tidak akan lama lagi, karena bukna berati Anda yang terinfeksi akan memiliki penyakit Aids.

Oleh karena itu, mengetahui dan dilakukannya penanganan sejak dini seharusnya menajadi hal yang snagat perlu dilaukan. Jika tidak, menurut www.aids.gov, setelah stadium awal infeksi HIV, penyakit tersbeut akan beralih ke stadium yang disebut dengan clinical latency. Latency sendiir berarti sebuah periode di mana virus di dalam tubuh, mulai hidup dan sedang mengembangkan diri.

Hal ini bisa terjadi bahkan tanpa Anda menyardarinya, karena pada stadium ini, Anda mungkin tidak merasakan apa-apa, atau perubahan stadium penyakit HIV ini tidak menunjukkan gejala apa-apa yang bis adilihat atau dirasakan. Karena memang selama stadium clinical latency, orang-orang yang terinfeksi HIV seringkali tidak mnegalami gejala apa pun ynag berhubungan dnegan HIV.

Anda mungkin mengalami suatu penyakit, namun sangat ringan sehingga Anda tidak mencurigai bahwa itu merupakan gejala tahap yang lebih serius dari rangkaian stadium penyakit Aids. Bahkan mungkin Anda merasa sehat-sehat saja dan tidka mengalami suatu penyakit apa pun, Ladies. Oleh karena itu, tidka jarang banyak yang menyebut tahap ini sebagai asymptomatic HIV infection.

Memang seringkali sulit menduga dan memahami pasti apakah Anda sedang terserang virus Aids tersebut, tapi jika gaya hidup Anda sehat, dan tidak melakukan hal-hal negatif seperti free sex atau mengonsumsi obat-obatan terlarang dengan jarum suntik, maka mungkin Anda tidak sedang terinfeksi HIV.

Oleh: Anindya Febi

(vem/ver)