Mengapa Anak-anak Sering Menderita Alergi Akibat Konsumsi Telur Bebek

Fimela diperbarui 28 Agu 2014, 21:56 WIB

Anak adalah responded negative yang paling banyak menunjukkan gejala negative terhadap konsumsi protein telur bebek. Bagaimana bisa begitu? Kebanyakan Ibu suka memberi makan anaknya dengan telur tepat setelah si anak beranjak tumbuh dan mulai diizinkan untuk memakan makanan lain dari luar.

Dilansir dari parentsindonesia.com, ibu menganggap bahwa telur mempunyai kandungan protein yang sangat baik yang dibutuhkan oleh tubuh terutama bagi anak yang berusia masih dini. Padaha, tidak semua anak yang diberi makan telur bisa menerimanya. Ada juga sebagaian anak yang menunjukkan reaksi negative terhadap konsumsi telur.

Mengapa anak merupakan obyek utama yang menunjukkan reaksi negative terhadap konsumsi protein telur? Ini karena anak masih mempuyai sistem imun atau sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna. Selain itu, organ pencernaan anak juga belum tumbuh dan berkembang dengan sempurna.

Ini bisa juga disebabkan karena anak mempunyai gen keturunan dari keluarga yang terkena atau sensitif terhadap protein, terutama protein pada telur bebek yang paling tinggi dibaning dengan protein pada telur yang lain. Bagi Anda yang mempunyai buah hati sensitif terhadap protein telur, konsumsi telur bisa ditunda hingga anak mencapai usia 2 tahun.

Atau bisa juga dengan cara seperti yang sudah dijelasan dari laman sahabatnestle.co.id, alergi dapat juga dicegah dengan mengkonsumsi telur yang dimasak dengan benar-benar masak. Namun, jika cara ini dirasa masih belum berhasil, maka konsumsi protein bisa diganti dengan protein yang lain seperti daging sapi atau ayam, ikan, tahu, tempe dan kacang-kacangan.

Oleh: Pipit Pratiwi

(vem/ver)
What's On Fimela