Ladies, dorongan seks merupakan kekuatan yang paling dinamik dalam tubuh manusia, lho. Dikatakan kekuatan karena butuh pengendalian diri untuk mengontrol hasrat tersebut. Seperti yang terlansir kembali dari situs dharmaratbna.com, sang Buddha bersabda bahwa “Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pelopor, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat jahat, maka penderitaan akan mengikutinya bagaikan roda pedati yang mengikuti langkah kaki sapi yang menariknya”.
Wah, kalau begitu sudah jelas ya Ladies, bagaimana penerapan seks yang salah dapat berakibat buruk kepada hidup seseorang.
Sama halnya seperti yang terlansir dari situs samaggi-phala.or.id, kekuatan yang sedemikian besarnya hanya dapat ditaklukan dengan penerapan disiplin diri yang tinggi. Tetapi perlu pula dibedakan antara pengendalian dengan penekanan ya, Ladies.
Pengendalian di sini berarti dengan rela melakukan penahanan diri akan hasrat seksual dan tahu akan maksud dari tujuan pengendalian diri tersebut, sementara penekanan berarti mencoba berpura-pura bahwa hasrat itu tidak ada.
Hasrat seksual dapat timbul karena wanita atau laki-laki digoda melalui suara, sentuhan atau gambar tubuh. Jangan sampai manusia jadi disamakan dengan binatang, yang bertindak melalui desakan naluri.
Sebaliknya, manusia terkadang malah harus menekan naluri yang ada karena pada dasarnya manusia sebenarnya paham akan mana hal baik dan patut dijalani dan mana hal buruk yang selayaknya dijauhi.
Jadi, dalam Buddha, hasrat seksual yang tidak perlu, yaitu aktivitas seksual di luar kepentingan untuk meneruskan keturunan, tidak boleh dituruti semaunya agar mendapatkan kehidupan yang tercerahkan.
Oleh: Ardisa Lestari
(vem/riz)