Jepang mungkin terkenal sebagai salah satu budaya dengan kehidupan seksualitas yang paling longgar dan bebas, bahkan dari era masa lampau. Ya Ladies, menurut runawayguide.com, dibandingkan dengan negara-negara di barat yang saat itu kental dengan nilai Kristiani, Jepang jauh lebih inovatif dan terbuka terhadap berbagai jenis fantasi seksual sejak zaman dahulu kala.
Ladies, Anda tentu tidak pernah menyangka, bahwa seni kaligrafi kanji Jepang yang dikenal sebagai seni yang penuh makna filososfis dan berkelas tinggi itu ternyata juga bisa digunakan sebagai penyalur hasrat seksual, lho. Hal ini dikenal sebagai Oshouji, sebuah tradisi kuno di mana seseorang akan menuliskan kata-kata jorok dan berbau seksual atau bahkan merendahkan pasangan dalam sebuah kaligrafi yang indah dan artistik.
Kedua adalah nyotaimori, sebuah acara memakan sajian (biasanya berupa sushi atau sashimi) yang disajikan di atas tubuh telanjang wanita sebagai nampannya. Makannya pun tidak boleh menggunakan sumpit lho, Ladies, melainkan wajib dengan bibir. Menarik juga ya, Ladies.
Terakhir Ladies, adalah tradisi unagi atau belut. Para pecinta sushi pasti akan langsung membayangkan kudapan sushi dengan belut yang lezat, namun unagi di sini bermakna beda. Jangan kaget ya Ladies, karena sejak zaman yang mungkin setara dengan era Yunani kuno, para wanita Jepang biasa memasukkan belut hidup ke dalam organ kewanitaan mereka, lho! Para wanita kuno ini membiarkan si belut bergerak-gerak di dalam kewanitaan mereka hingga mereka mencapai orgasme. Selain itu, belut juga ditasbihkan sebagai afrodisiak alami masyarakat Jepang. Ironisnya, pada tradisi ini belut bisa membawa salmonella dan berbagai parasit lainnya yang malah berbahaya bagi kesehatan organ intim.
Oleh: Adienda Dewi S.
(vem/riz)