Dikisahkan dalam Jakarta.okezone.com, terdapat seorang santriwati berinisial M, yang bersekolah di sebuah pondok pesantren bernama Mashadul Al Mustatobah, yang mencurahkan isi hatinya kepada seorang temannya di kebun pesantren suatu malam. Dalam curahan hatinya tersebut, M mengatakan bahwa ia pernah diminta untuk melayani hasrat bercinta seseorang dari pondok pesantren tempat ia menuntut ilmu. Orang tersebut adalah kepala pondok pesantren tersebut yang bernama Ustad Fauzan yang ternyata telah memiliki anak dan istri. M bahkan telah dipaksa untuk menikah siri dengan ustadnya ini.
Tanpa disadari, curahan hati M ini didengar oleh seorang tukang ronda yang sedang berkeliling kampung mengecek keadaan di sekitar sana. Tukang ronda ini sangat terkejut mendengar cerita M ini. Ia kemudian menceritakan apa yang telah didengarnya ini kepada teman-temannya yang malam itu ikut ronda dengannya.
Cerita ini semakin lama semakin menyebar di kalangan masyarakat di area tersebut. Semua orang merasa sangat geram mendengar bahwa kampung mereka dinodai dengan perbuatan asusila yang dilakukan oleh seorang ustad tersebut. Beberapa warga tidak bisa menahan amarahnya dan memutuskan untuk melakukan suatu tindakan untuk menyelesaikan masalah ini.
Dilansir dalam updateberita-indo.blogspot.com, tindakan yang diambil ini ternyata adalah dengan membakar pondok pesantren tersebut. Untung saja aksi ini segera diketahui dan api yang baru membakar pendopo ini bisa dipadamkan dengan cepat.
Oleh: Meilia Hardianti
(vem/riz)