Perempuan dan Lelaki dalam Kama Sutra

Fimela diperbarui 08 Agu 2014, 09:55 WIB

Ladies, Kama Sutra yang sekarang ini kita kenal sebagai buku paduan untuk bercinta ternyata tidak sebebas jaman ini. Dulu, Kama Sutra juga membahas percintaan antar kasta, karena Kama Sutra diciptakan oleh seorang cendekia Hindu.

Berikut adalah fakta-fakta mengenai perempuan dan lelaki dalam Kama Sutra ketika jaman itu, dikutip dari spaceandmotion.com. Initinya adalah, perempuan dikelompokkan dalam Nayikas, dan seiring dengan berjalannya waktu, jumlah Nayikas bertambah.

  1. Kama Sutra mengatur hubungan percintaan lelaki dan perempuan antar kasta.
  2. Pria dari keempat kasta apapun boleh bercinta dengan seorang perawan sesuai dengan kasta mereka.
  3. Pria dilarang bercinta dengan perempuan yang memiliki kasta lebih tinggi dari mereka, dan yang sudah tidak perawan lagi.
  4. Perempuan dibagi menjadi tiga yang pembagiannya disebut dengan Nayikas; pembantu, perempuan yang sudah menikah dua kali, dan perempuan pada umumnya.
  5. Nayikas keempat adalah perempuan yang “harus ditolong” karena sudah banyak “dinikmati oleh banyak lelaki”. Oleh sebab itu boleh dinikahi untuk ditolong.
  6. Charayana menyebutkan nayika kelima, yaitu perempuan simpanan mentri.
  7. Suvarnabha menyebutkan bahwa janda yang sengsara masuk dalam nayika keenam.

Nah, itu dia pembagian perempuan berdasarkan nayikas mereka. Terlihat sekali bukan perbedaan perempuan dan lelaki dalam Hindu kuno?

Untung sekarang sudah tidak lagi seperti itu, Ladies. Hak Asasi Manusia telah sedikit mengubah posisi wanita dalam hubungannya dengan lelaki.

 

Oleh: Nastiti Primadyastuti

(vem/riz)