Ladies, apakah Anda pernah mendengar istilah erotophilia? Kalau belum, ayo cari tahu. Istilah ini memang masih sangat baru di telinga kita, walaupun sudah ada sejak lama.
Menurut situs Wikipedia.org, erotophilia adalah sebuah keadaan individu yang mengacu pada bagaimana seseorang merespon sexual clues, baik secara negatif maupun positif. Keadaan ini memiliki dua ukuran, yaitu erotophobia hingga erotophilia.
Erotophobes atau erotophobia merupakan sebuah keadaan di mana suka sekali berkompetisi, menyukai seks tradisional, dan juga merasakan perasaan bersalah atas reaksi yang mereka berikan terhadap aktivitas masturbasi dan kaum homseksual.
Sedangkan erotophilic merupakan kebalikan dari erotophobic.
Erotophilic menyukai aktivitas “menyentuh diri sendiri” dan berfantasi. Mereka juga sering memikirkan sex, melakukan hubungan seksual pada usia dini, dan memiliki daftar panjang nama-nama orang yang sudah pernah mereka tidur.
Sisi positifnya, mereka merupakan orang-orang yang peduli terhadap kesehatan seksual mereka. Para erotophilic gemar memeriksakan tubuh mereka untuk menghindari penyakit. Contohnya, mereka melakukan pemeriksaan payudara secara regular, mengunjungi dokter kelamin secara teratur, dan juga memiliki kesadaran untuk memakai kondom ketika berhubungan seksual.
Kedua kelompok ini bisa dibilang dibagi atas kesadaran dan minat mereka terhadap seks dan kesehatan seksual. Dimensi ini juga merupakan sebuah dimensi yang banyak digunakan untuk mengukur tingkat kepedulian masyarakat terhadap kesehatan seksual.
Seperti arti kata erotophilic yang berasal dari kata Eros dan Philia, mereka yang tergolong dalam erotophilic memiliki “sex positive” dalam hidup mereka.
Oleh: Nastiti Primadyastuti
(vem/riz)