Dianggap ‘Terkutuk’, Yahudi Kucilkan Wanita Menstruasi?

Fimela diperbarui 21 Jul 2014, 12:45 WIB

Kerap kali disebutkan bahwa melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang menstruasi adalah hal yang dilarang. Rupanya hal itu juga disebutkan dalam beberapa kepercayaan agama di dunia ini, salah satunya adalah apa yang dipaparkan oleh umat Yahudi.

Seperti dijelaskan laman ranker.com, dalam budaya Yahudi ortodoks dikenal istilah Niddah. Niddah sendiri diartikan dalam budaya mereka sebagai perempuan yang sedang menstruasi. Dalam hukum Yahudi dipaparkan pula jika pasangan suami dan istri diharuskan untuk dipisah selama masa Niddah sedang dialami oleh istrinya. Bahkan pemisahan ini bisa dilakukan secara fisik.

Karena rupanya di kitab Taurat dijelaskan dengan gamblang jika seorang pria tidak diperkenankan untuk berhubungan seks dengan istrinya ketika dalam masa Niddah. Dan jika sudah disebutkan di kitab suci, maka mereka pemeluk Yahudi yang taat akan begitu mengamalkan dengan baik.

Taurat menyebutkan bilamana seorang wanita sedang menstruasi, ketika darah mengucur dari tubuhnya maka dia wajib untuk melakukan pemisahan diri selama 7 hari lamanya. Kontak dengan masyarakat luar saat Niddah juga tidak dibenarkan dan dilarang untuk beribadah karena dianggap kotor. Untuk membersihkan statusnya, dia harus melakukan upacara ketika Niddah sudah berakhir.

Karena itu dalam budaya Yahudi setiap bulan pada setiap keluarga mereka akan menggelar yang namanya upacara Inikveh. Inikveh juga dianggap saat yang membahagiakan karena suami istri dan anak-anak bisa berkumpul kembali dalam suasana yang akrab. Hal ini dipicu lantaran pemeluk Yahudi memandang menstruasi sebagai masalah prinsip. Siklus menstruasi bagi mereka dianggap sebagai 'kutukan Tuhan' terhadap sosok Eve yang dianggap penyebab terjadinya pelanggaran di dalam surga.'

 

Oleh: SERA UTAMI WIJAYA L.

(vem/riz)