Disfungsi seksual yang dialami seseorang baru dapat digolongkan sebagai kelainan bila ia mengalami stress akibat disfungsi tersebut. Salah satu disfungsi yang kerap menyebabkan stres para pria adalah disfungsi ereksi.
Disfungsi/kelemahan ereksi bagi pria memang seringkali menyebabkan permasalahan dalam hubungan seks. Rasa frustasi bisa jadi tak hanya dirasakan sang pria, tapi juga wanita. Tak heran hingga kini beragam penelitian untuk mencari alternatif pengobatan untuk kelainan ini terus dikembangkan.
Dijelaskan psychcentral.com, salah satu cara menangani disfungsi ereksi adalah melalui pengobatan. Dengan teknologi saat ini, setidaknya ada tiga jenis obat yang penggunaannya telah dilegalkan oleh FDA, yakni Cialis, Levitra, and Viagra. Meski tak dijual bebas, ketiga obat tersebut dapat diakses secara khusus melalui resep dokter.
Bila dikonsumsi, obat-obatan tersebut akan membantu meningkatkan dan memperlancar aliran darah ke penis. Lancarnya aliran darah ke penis akan mempermudah seorang pria mengalami ereksi bila ia mendapat rangsangan seks yang cukup.
Lama reaksi dan ketahanan tiap obat berbeda. Levitra dan Viagra akan mulai bereaksi setelah sekitar 30 menit pasca konsumsi. Efek dari obat ini akan berlangsung selama 4 hingga 5 jam. Sementara itu Cialis bekerja lebih cepat, dan akan bereaksi 15 menit setelah konsumsi. Efek dari Cialis pun bisa lebih lama, terkadang tak masuk akal (hingga 36 jam dalam beberapa kasus).
Oleh: Krisan Kirana
(vem/riz)