Keberadaan kaum gay memang bukan hal yang bisa kita tepis begitu saja. Kita tak bisa mengabaikan mereka begitu saja karena mereka adalah manusia yang sama seperti kita. Namun sayangnya masih banyak orang menyimpan persepsi salah tentang kaum gay sehingga menganggap mereka sebagai sampah masyarakat yang perlu disingkirkan.
Beberapa pihak menyatakan bahwa kaum gay bukanlah bagian dari dosa dan penyakit seperti yang selama ini dikobarkan kaum religious. Menurut hasil konsensus para tenaga profesional di bidang kesehatan dan psikologi, seperti dilansir dari laman psychology.ucdavis.edu, gay adalah variasi normal dan positif dari keanekaragaman makhluk hidup. Bahkan ada yang menganggap keberadaan mereka sebagai identitas tertentu dari sebuah kesatuan.
Faktanya, tidak ada manusia yang mau terlahir gay di dunia ini. Mayoritas gay memang terlahir gay, yang ketika pubertas, otomatis mereka tertarik dengan sesama jenis. Bahkan jika gay tumbuh di lingkungan yang bebas pornografi gay dan pergaulan buruk, dia tetap akan jadi gay. Sedangkan sisanya terbentuk karena pengalaman buruk di masa kecil atau hal lain yang sifatnya traumatik.
Karena sifat genetik, gay tidak bisa diubah. Sejarah membuktikan berbagai terapi hormon, setrum, bahkan terapi sadis yang memakai kotoran manusia, telah gagal mengubah orientasi seks. Dengan kata lain, kondisi ini takkan bisa dipulihkan dengan cara apapun. Hal ini terbukti dari perkembangan medis yang hingga saat tak bisa menemukan jalan keluar atas hal ini.
Oleh: Krisan Kirana