Prosesi Lamaran Pada Pernikahan Adat Sunda

Fimela diperbarui 25 Jun 2014, 12:46 WIB

Ladies, mungkin ladies dan pasangan sudah sering mendengar kata lamaran. Salah satu bagian dari proses pernikahan ini adalah proses dimana pihak pengantin pria meminta calon pengantin wanita dari pihak keluarganya. Prosesi lamaran dalam setiap adat tentu berbeda jalan dan caranya, salah satunya adalah prosesi lamaran pada pernikahan adat sunda. Ladies tertarik mengikuti ulasan tentang prosesi lamaran pada pernikahan adat sunda?

Seperti disalir dari laman sanggarsr.blogspot.com, kata lamaran diambil dari asal kata nama barang yang dibawa waktu proses ini yaitu lamareun yang terdiri atas sirih, gambir, dan apu. Selain membawa sirih, gambir, dan apu, biasanya pihak calon mempelai laki-laki juga membawa beberapa barang lainnya, antara lain pakaian perempuan, cincin meneng yang seperti dilangsir dari laman jakapitana.blogspot.com adalah cincin yang tidak memiliki sambungan dan berbentuk bulat utuh, beubeur tameuh atau ikat pinggang khas sunda, dan uang yang jumlahnya sepersepuluh dari jumlah uang yang akan dibawa nanti pada waktu prosesi seserahan.

Barang-barang yang dibawa tersebut memiliki perlambangan sendiri-sendiri. Disalir dari laman fotocitraproduction.blogspot.com, makna dari sirih, gambir, dan apu adalah hal-hal yang tidak enak jika disatukan akan terasa enak. Cincin meneng yang berbentuk cincin utuh tanpa sambungan memiliki makna kasih saying tiada putusnya. Makna dari pakaian permpuan adalah pihak laki-laki memiliki tanggung jawab terhadap calon istrinya. Sementara makna dari beubeur tameuh adalah ikatan lahir dan batin.

Sekian ulasan singkat tentang lamaran pada pernikahan adat sunda, Ladies. Semoga bisa memberi manfaat kepada Ladies.

Oleh: satria Akbar sigit

(vem/ver)
What's On Fimela