Prosesi Ngecagkeun Aisan Pada Pernikahan Adat Sunda

Fimela diperbarui 25 Jun 2014, 12:44 WIB

Ladies, menjalani prosesi pernikahan mungkin adalah salah satu pengalaman terumit yang akan Anda alami seumur hidup, tidak terkecuali jika Anda memilih prosesi pernikahan adat Sunda ketika menuju pelaminan nantinya. Tapi, balasan yang didapat bakal setimpal dengan semua kebahagiaan yang Ladies dan pasangan dapatkan setelah bersatu sebagai suami-istri.

Nah, prosesi pernikahan dalam adat Sunda tergolong rumit karena ada banyak tahapan yang harus Ladies dan pasangan lalui sebelum sah menjadi suami-istri. Salah satu dari sekian prosesi tersebut adalah upacara ngecagkeun aisan.

Ngecagkeun aisan, seperti disalir dari laman fotocitraproduction.blogspot.com, adalah salah satu tahapan dari prosesi siraman. Pada prosesi ini, calon pengantin wanita yang keluar dari kamar secara simbolis digendong oleh sang ibu. Tentu, menggendong yang dimaksud di sini belum tentu berarti menggendong secara arti harfiah lho, Ladies. Biasanya simbolisme ini dilambangkan dengan pengantin wanita dililit atau diais dengan kain putih perlambang kesucian.

Seperti dilansir dari laman su.wikipedia.org, selain secara simbolis sang ibu menggendong anaknya, sang ibu juga membawa sebuah lilin atau bisa juga diganti dengan sesuatu yang disebut palika atau pelita. Sang ibu membimbing anaknya menuju tempat di mana akan dilangsungkan prosesi berikutnya yaitu prosesi siraman. Disalir dari laman sanggarsr.blogspot.com, prosesi ini menggambarkan lepasnya tanggung jawab orang tua calon pengantin terhadap anaknya.

Nah, semoga menjadi informasi yang berguna ya Ladies.

Oleh:Satria Akbar Sigit

(vem/ver)
What's On Fimela