Seserahan Lamaran dalam Adat Tionghoa

Fimela diperbarui 25 Jun 2014, 10:35 WIB

Seserahan lamaran sudah biasa ditemui di setiap proses menuju pernikahan. Setiap tempat atau suku memiliki cara tersendiri dalam melakukan proses seserahan lamaran. Kali ini, mari membahas seserahan lamaran adat Tionghoa.

Menurut laman preweddingkuok.com, sangjit merupakan istilah yang dipakai untuk menyebutkan proses seserahan. Seperti seserahan pada umumnya, dalam acara sangjit, pihak mempelai pria membawa barang-barang seserahan yang akan diberikan pada pihak mempelai wanita. Laman thehouseofseserahan.blogspot.com menambahkan bahwa pihak mempelai wanita bisa melakukan dua hal pada seserahan yang diberikan.

Hal pertama adalah menerima seluruh seserahan yang berarti pihak keluarga akan benar-benar melepas diri dari urusan rumah tangga kedua mempelai. Hal kedua yang bisa dilakukan adalah mengembalikan sebagian barang seserahan yang berarti keluarga mempelai wanita masih memiliki hak untuk mengurusi urusan rumah tangga kedua mempelai.

Laman dhammacitta.org memberikan rincian lebih pada acara sangjit ini. Acara ini biasanya dilaksanakan satu bulan sampai satu minggu sebelum acara besar pernikahan. Selain itu, ada jam tertentu dalam melaksanakan acara ini, yaitu antara pukul 11 siang sampai pukul 1 siang. Seusai acara seserahan, acara dilanjutkan dengan makan siang.

Untuk barang seserahan yang dibawa, ada beberapa yang cukup berbeda. Contohnya adalah uang yang dimasukkan dalam amplop merah serupa ang pao. Barang lain adalah tiga nampan yang berisi buah simbol kedamaian, yaitu jeruk, apel atau pir dan dua pasang lilin merah berukuran besar diikat dengan pita yang juga berwarna merah. Banyak barang yang dipilih adalah kebutuhan sehari-hari. Tapi, banyak juga barang yang membawa arti dan simbol tersendiri.

Oleh: Kintan Umari P.

(vem/ver)