Istimewanya Dawet dalam Pernikahan Adat Solo

Fimela diperbarui 22 Jun 2014, 20:52 WIB

Ladies, apakah anda pernah menghadiri Pernikahan Adat Solo Kalau ya, pasti anda sudah tidak asing lagi dengan tradisi Dodol Dawet. Dodol Dawet atau Sade Dawet berarti Berjualan Dawet dalam Bahasa Jawa. Tradisi ini adalah salah satu rangkaian kegiatan dalam prosesi pernikahan adat Solo dan juga di Surakarta.

Dalam pernikahan adat solo, ada tradisi saat orangtua sang pengantin wanita berjualan dawet kepada para tamu undangan. Tahukah anda makna di balik tradisi tersebut Dilangsir dari pernikahanadat.blogspot.com, bentuk dawet yang bulat pun memiliki makna dan filosofi tersendiri. Bulatnya dawet merupakan perlambang kebulatan hati dan kesiapan orangtua untuk menjodohkan anaknya.

Sisi menarik dalam prosesi Dodol Dawet adalah para undangan yang membeli dawet harus menggunakan kereweng atau pecahan genting, bukan uang. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia sejatinya dimulai dan ‘dinafkahi’ dari bumi. Kemudian, yang bertugas melayani pembeli adalah sang ibu, dan yang menerima pembayaran adalah sang bapak.

Ini sekaligus untuk mengajarkan pada sang anak bahwa dalam kehidupan berumah tangga dengan suami haruslah saling membantu seperti yang disadur dari dharmahusada-dekorasi.blogspot.com.

Menarik ya ladies Siapa sangka hal sesederhana berjualan dawet di pernikahan adat Solo ternyata mencerminkan pelajaran yang bermakna dalam bagi kedua mempelai kelak di kemudian hari. Bagaimana dengan makna tradisi pernikahan di daerah Anda

Oleh : Clara Marhaendra Wijaya

(vem/ver)