Sesaji Paesan pada Tata Rias Pengantin Pernikahan Adat Solo

Fimela diperbarui 22 Jun 2014, 20:46 WIB

Setiap pengantin pasti menginginkan hasil terbaik untuk riasannya. Maka, tak jarang perias pengantin dan pengantinnya menjalani beberapa ritual sebelum menjalani proses rias. Ya, terdengar agak mistis memang, tapi begitulah kenyataannya, terutama pernikahan degan menggunakan adat Jawa. Ingin tahu seperti apa sesaji paesan dalam pernikahan adat Solo? Baca ulasan yang dilansir dari preparetheweds.tumblr.com berikut.

Juru paes harus memiliki keterampilan dan keahlian khusus disertai dengan doa-doa dan sesajen-sesajen. Juru paes juga harus memiliki penghasilan yang cukup dan berstatus terhormat. Mereka juga disebut sebagai Dhukun Manten. Mereka akan puasa minimum 3 hari sebelum merias pengantin untuk menghasilkan riasan yang bagus. Juru paes bukan sekedar makeup artist lho, Ladies.

Menurut sesaji.blogspot.com, sesaji yang harus disiapkan dalam paesan pernikahan adat Solo adalah:

1. Sesaji Alas Paes
Ini adalah alas duduk perias dan pengantin waktu sedang dipaesi. Sesaji-sesajinya yaitu: klasa bangka (tikar daun pandan), daun apa-apa, kain letrek (merah, hijau, kuning, hitam)

2. Sesaji Paes
Sesaji ini ditempatkan di kamar pengantin pada waktu rias. Isinya: Kelapa kuning, kemiri berkulit 3 biji, keluwak 3 biji, kacang-kacangan, jagung, beras, kain letrek, kaca kecil, bedak, minyak wangi, telur ayam kampung, gula Jawa sepasang, benang lawe, kendi air, jodhog, seperangkat sirih, kembang boreh, pisang raja sepasang. Semua sesaji diletakkan dalam satu tampah ‘nyiru biru’

3. Sembaga
Sembanga adalah mantra pengantin yang diucapkan oleh dhukun manten setelah selesai merias. Saat mengucapkan mantra, tangan dukun paes diletakkan pada dahi pengantin sembari meniup ubun-ubun pengantin sebanyak 3 kali.

Ladies, bagaimana menurut Anda? Percaya pada ritual ini atau tidak, itu terserah Anda…

Oleh : Clara Marhaendra Wijaya

(vem/ver)
What's On Fimela