Ladies, di artikel sebelumnya, kita sudah membahas bagaimana wanita bisa memimpin komunitas kera Bonobo. Hal itu sekaligus mencoba memberitahu kita bahwa jenis kelamin (pria ataupun wanita) tidak bisa dijadikan ukuran untuk menentukan kepasifan atau keaktifan seseorang.
Sekarang nih, Ladies, kita akan membahas prilaku seksual kera Bonobo yang ke tiga. Pada komunitas kera Bonobo, perkumpulan wanita bisa menjadi sangat kuat dan dominan. Kuncinya? seks dan kerja sama!
Menurut psychologytoday.com, meski jantan Bonobo berukuran lebih besar dan berkemampuan fisik lebih kuat, perkumpulan betina-lah yang paling kuat.
Jika ada jantan yang melewati batas dan berbuat tidak menyenangkan pada salah satu betina, semua betina dalam kelompok itu akan menyerang si jantan. Prilaku agresif si jantan pun lalu ditenangkan dengan hubungan seks singkat.
Hal ke tiga ini berhubungan dengan yang pertama. Kalau Ladies ingat, hal pertama yang bisa kita pelajari dari Kera Bonobo adalah seks untuk mengatasi kekerasan. Ternyata, selain itu seks juga bisa digunakan untuk kekuasaan dan mengendalikan jantan yang agresif.
Jadi, jika merujuk pada prilaku kera Bonobo itu, bisa disimpulkan kalau keagresifan jantan bisa ditaklukan oleh hubungan seks dan kerja-sama antar betina.
Pola prilaku seperti itu, percaya atau tidak, juga ditemukan pada manusia. Contohnya adalah kumpulan ibu-ibu PKK atau ibu-ibu yang tergabung dalam suatu kelompok arisan tertentu. Keputusan bulat dari perkumpulan seperti itu sangat mungkin berujung pada kesediaan suami mereka untuk mengikuti keputusan.
Yang bisa dipelajari?
Hubungan seks tak hanya sekedar seks. Jika pintar seperti Bonobo, hubungan seks bisa dijadikan alat oleh wanita untuk mengendalikan pria.
Menarik kan, Ladies?
Oleh: Sahirul Taufiqurrahman
(vem/riz)