Prostitusi Suci Mesir Kuno

Fimela diperbarui 28 Mei 2014, 11:25 WIB

Jangan keburu berpandangan negatif dulu ya Ladies, karena masyarakat Mesir kuno punya perspektif yang sama sekali berbeda dengan pelacuran yang Anda kenal sekarang. Ini bukan tentang gang dolly, pasar kembang, atau sejenisnya lho, Ladies, namun justru merupakan praktik keagamaan pada masanya.

Para ‘prostitusi’ suci ini, menurut thekeep.com, kemungkinan dianggap sebagai anggota masyarakat yang mempunyai posisi yang tinggi, karena hubungannya dengan berbagai dewa dan dewi (seperti Dewi Bes dan Hathor), dibandingkan dengan pelacuran yang biasa Anda jumpai di gang-gang sempit.

Kemudian mereka, ini akan mempromosikan dirinya sendiri melalui dandanan dan pakaiannya. Mereka akan memulaskan lipstick berwarna merah, dan mengenakan gaun jala berwarna biru yang menjulur dari perut bagian atas hingga mata kaki. Atau, mereka bisa saja berkeliaran dengan telanjang bulat lho, Ladies. Para perempuan ini akan bergabung dengan berbagai grup kesenian seperti menyanyi, menari, dan semacamnya.

Sebuah teori menyatakan, mengingat bahwa Mesir kuno sangat menjunjung tinggi kesuburan wanita, mungkin tradisi ini merupakan sebuah ritual menuju pendewasaan, seperti halnya sunat pada pria. Maka, ketika hamil, ia bisa meninggalkan grup tersebut dan membawa ‘bukti kesuburan’ itu pada keluarganya.

Para perempuan ini tidak dibayar untuk hubungan seksual lho, Ladies. Malah, mereka sering dikaitkan dengan hal-hal ilahi sebagai penolong untuk calon ibu, penyanyi, penari, dan pemain musik. Jadi, jangan melihat seksualitas Mesir kuno ini dengan prasangka modern Anda ya, Ladies!

 

Oleh: Adienda Dewi S.

(vem/riz)
What's On Fimela