Angka kelahiran bayi tidak semakin menurun dari tahun ke tahun. Yang terjadi malah sebaliknya; makin banyak jumlah bayi yang lahir. Dalam hal ini, bidan desa memiliki peran yang penting dalam upaya pengendalian angka kelahiran melalui program Keluarga berencana (KB) seperti yang ditargetkan MDGs di tahun 2015 nanti.
Pengendalian angka kelahiran melalui program KB selama ini dianggap menjadi salah satu cara efektif. Namun sayangnya, seperti yang dilangsir dari situs kliksehat.co, yang terjadi di lapangan adalah pemakaian alat kontrasepsi seperti pil dan KB suntik masih sering mengalami kegagalan.
Untuk mengatasi ini, BKKBN kini mengarahkan para bidan desa untuk mengajak masyarakat agar beralih ke KB jangka panjang seperti implan dan ayudi. Seperti dikutip dari laman jurnas.com, untuk memotivasi bidan desa agar mengajak masyarakat melakukan program KB, BKKBN akan memberikan kompensasi lebih. Kompensasi ini akan menambah anggaran DIPA BKKBN 2014 yang diusulkan kepada DPR.
Dengan adanya kompensasi ini, diharapkan bidan desa lebih bersemangat dan termotivasi untuk mengajak masyarakat beralih pada KB jangka panjang.
Untuk meningkatkan kemampuan bidan desa dalam pelayanan pemasangan KB jangka panjang, BKKBN telah mencanangkan program pelatihan. Dengan keterampilan yang mumpuni, pelayanan KB oleh bidan desa akan semakin diminati oleh masyarakat sehingga pengendalian angka kelahiran dapat mencapai target.
Oleh: Pravianti
(vem/ver)