Mengapa angka kematian ibu saat melahirkan masih tinggi? Seperti menurut laman tanyadok.com, ada beberapa penyebab masih tingginya angka kematian ibu, seperti ibu terlambat dirujuk ke bidan desa terdekat, keluarga terlambat dalam mengenal tanda-tanda bahaya, dan akses transportasi yang sulit menuju puskesmas atau klinik bidan desa terdekat.
Di tahun 2012 saja, seperti dilangsir dari situs voaindonesia.com, angka kematian ibu masih mencapai 359 pada 100.000 kelahiran. Angka ini harus terus diturunkan agar target Millenium Development goals (MDGs) dapat dicapai di tahun 2015. Target dari MDGs sendiri adalah hanya 102 kematian per 100.000 kelahiran.
Untuk mencapai target tersebut, bidan desa terbilang menjadi ujung tombaknya. Bagaimana tidak, kebanyakan kasus kematian ibu terjadi di daerah pedesaan di mana masyarakatnya masih banyak yang memiliki pola pikir konvensional. Tak jarang pula mereka lebih percaya melahirkan di dukun beranak dan baru dirujuk ke bidan desa ketika kondisinya kritis dan dukun tidak sanggup menolong lagi.
Peran strategis bidan desa dalam upaya mengurangi angka kematian ibu ini tentunya perlu dibarengi dengan persebaran bidan yang merata di semua daerah. Namun sayangnya, masih banyak daerah yang kekurangan atau bahkan tidak memiliki bidan desa satupun. Hal ini terjadi karena lokasi desa yang sangat terisolir sehingga sulit dijangkau oleh kendaraan.
Oleh: Pravianti
(vem/ver)