Bidan desa merupakan salah satu ujung tombak dalam upaya mengurangi angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan. Angka kematian ibu dan bayi sendiri masih terbilang cukup tinggi di Indonesia.
Sebagai gambaran, seperti dilangsir dari situs tanyadok.com, per tahun 2007, kematian ibu masih berada pada angka 228 per 100 ribu kelahiran. Sedangkan jumlah bayi yang meninggal tiap 1000 kelahiran masih mencapai 31 bayi.
Hal ini tentu masih cukup jauh dari harapan dan target MDGs (Millenium Development Goals). Target MDGs di tahun 2015 adalah menurunnya angka kematian ibu dan bayi hingga mencapai 102 kematian ibu saja per 100 ribu kelahiran dan 23 bayi per 1000 kelahiran.
Untuk mencapai target MDGs tersebut, semua pihak harus berpartisipasi aktif. Dalam hal ini, terutama peran bidan desa sangat krusial. Bagaimana tidak, kebanyakan kasus kematian ibu dan bayi saat melahirkan banyak terjadi di pedesaan. Selain karena transportasi dan medan yang sulit untuk menjangkau puskesmas atau klinik bidan desa terdekat, jumlah bidan desa sendiri juga masih snagat sedikit.
DIkutip dari situs pdpersi.co.id, penyebaran bidan desa di daerah-daerah terpencil masih belum merata. Idealnya, ada 1 bidan desa dalam satu desa yang memiliki penduduk 5000 jiwa. Namun faktanya masih banyak desa yang tidak memiliki bidan desa sama sekali.
Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah terkait diharapkan agar memeratakan bidan desa serta meningkatkan prasarana agar pelayanan kesehatan bisa lebih baik lagi.
Oleh: Pravianti
(vem/ver)