Tingkatkan Cakupan Pertolongan Persalinan Melalui Program Kemitraan Bidan Desa dan Dukun

Fimela diperbarui 23 Mei 2014, 20:05 WIB

Tak dapat dipungkiri lagi keberadaan bidan desa yang mulai banyak di daerah-daerah pedesaan membuat dukun beranak kian tergeser. Padahal, sebelum adanya bidan desa, dukun beranak menjadi satu-satunya harapan masyarakat pedesaan untuk proses bersalin dan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan ibu dan bayi.

Agar bidan desa dan dukun beranak sama-sama tetap menunjukkan eksistensinya, maka program kemitraan bidan dukun pun dibuat oleh pemerintah. Seperti dikutip dari situs kesehatanibu.depkes.go.id, program kemitraan bidan dukun adalah bentuk kerjasama bidan dan dukun dalam upaya menyelamatkan ibu dan bayi dengan menempatkan bidan sebagai penolong persalinan dan dukun sebagai mitra dalam merawat ibu dan bayi.

Kemitraan bidan dan dukun ini dimaksudkan oleh kementerian kesehatan republic Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan cakupan pertolongan persalinan.

Program kemitraan ini bukannya tanpa kendala. Seperti menurut laman okezone.com, Bidan Sriati yang bertugas di Kelurahan Banggaem Majene, Sulawesi Barat mengungkapkan bahwa bersinergi dengan dukun bukanlah hal yang mudah.

Hal ini terutama dalam mengubah kebiasaan masyarakat lokal yang jelas-jelas tidak benar. Namun karena sudah tertanam sejak lama, kebiasaan-kebiasaan arahan dukun beranak seperti mengangkat ember berisi air pasca melahirkan agar si ibu lebih kuat, terus saja dilaksanakan oleh masyarakat.

Bidan Sriati lantas mengungkapkan bahwa untuk bersinergi dengan dukun beranak dan mengubah kebiasaan semacam ini, seorang bidan harus telaten dan tidak boleh mudah sakit hati.

Oleh: Pravianti

(vem/ver)
What's On Fimela