Uniknya Acara Akad Nikah di Abad Pertengahan

Fimela diperbarui 23 Mei 2014, 17:40 WIB

Ladies, sudah menjadi hal yang biasa untuk menggunakan acara akad nikah dengan adat internasional. Namun, untuk para calon pengantin yang sangat menyukai sesuatu yang berbeda dari yang lain, dapat mencoba menikah dengan menggunakan tradisi pernikahan abad pertengahan.

Dikutip dari educators.medievaltimes.com, pernikahan merupakan bentuk dari perjodohan. Jadi mempelai perempuan dan mempelai laki-laki tidak akan mengenal pasangannya sampai hari pernikahan tiba.

Perjodohan tersebut didasasrkan pada besarnya nilai uang yang dapat diberikan. Namun, pihak perempuanlah yang akan memberikan mahar kepada pihak laki-laki. Setelah selesai mengatur perjodohan, pengumuman segara ditempelkan di depan pintu gereja.

Pada hari pernikahan, mempelai laki-laki dan perempuan akan berdiri berhadap-hadapan di depan pintu gereja. Mempelai pria akan berdiri di sebelah kanan dan perempuan akan berdiri di sebelah kiri. Hal ini melambangkan penciptaan kaum hawa yang berasal dari tulang rusuk Adam.

Kemudian pendeta akan menanyakan kepada tamu undangan yang hadir apakah kedua mempelai ini boleh dinikahkan atau tidak. Dan selanjutnya, pernikahan akan berlangsung dengan khidmat.

Sebagian besar, acara akad nikah dengan gaya ini sama dengan gaya pernikahan internasional pada umumnya. Seperti pengucapan janji nikah, pertukaran cincin, dan berciuman di depan altar. Uniknya ladies, warna yang digunakan di dalam acara akad nikah gaya abad pertengahan ini menggunakan warna biru bukan putih.

Bagaimana Ladies? Tertarik untuk menggunakan adat abad pertengahan sebagai adat pernikahan Anda? Boleh menjadi pertimbangan Ladies.


Oleh Agatha Adventina K.

(vem/ver)