Kebanyakan kaum hawa mungkin lebih memilih untuk melakukan vaginal birth alias proses bersalin secara normal. Namun, apabila kondisi kesehatan si ibu tidak memungkinkan, maka operasi Caesar adalah solusi yang disarankan. Namun tahukah Anda bahwa dengan operasi Caesar, melahirkan bayi dengan kondisi yang kurang prima merupakan potensi dengan resiko lumayan tinggi?
Seperti dilangsir dari laman news-medical.net/health, beberapa resiko operasi Caesar pada bayi adalah depresi neonatal, masalah menyusui, komplikasi, dan diabetes.
Yang pertama adalah depresi neonatal. Depresi neonatal ditandai dengan bayi yang kurang bergerak aktif sesaat setelah bayi keluar dari dalam rahim ibu. Hal ini dipercaya terjadi sebagai reaksi dari anestesi yang diberikan kepada ibu sebelum proses bersalin secara Caesar dilakukan.
Dampak operasi Caesar yang kedua adalah adanya masalah pada proses menyusui. Bayi yang lahir melalui operasi Caesar biasanya kurang suka disusui oleh ibunya, dibandingkan dengan bayi yang lahir melalui persalinan normal.
Dampak berikutnya adalah komplikasi kesehatan bayi. Sebuah studi menyebutkan bahwa jika operasi Caesar dilakukan sebelum usia kehamilan mencapai 39 minggu, maka bayi beresiko tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan di kemudian hari.
Resiko yang terakhir adalah bayi beresiko menderita diabetes tipe 1. Dari sebuah studi yang dilakukan di tahun 2008, diketahui bahwa bayi yang lahir melalui operasi Caesar beresiko 20% lebih tinggi untuk mengidap diabetes tipe 1 dibandingkan dengan bayi yang lahir secara normal.
Oleh: Pravianti
(vem/ver)