Efek Jangka Panjang Operasi Caesar: Melahirkan Berikutnya Lebih Beresiko?

Fimela diperbarui 07 Mei 2014, 19:15 WIB

Seperti yang telah ladies ketahui bersama, operasi Caesar adalah the safest way bagi anda yang memiliki kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan untuk bersalin secara normal. Namun, sekalipun operasi Caesar adalah cara yang aman, anda tetap perlu mewaspadai efek sampingnya, terutama efek jangka panjangnya. Akibat efek jangka panjang operasi caesar, melahirkan periode berikutnya bisa jadi lebih beresiko.

Setelah operasi Caesar, beberapa efek samping yang kerap terjadi adalah infeksi, pendarahan, penggumpalan darah pada kaki atau paru-paru, serta mual dan muntah. Sederet gangguan kesehatan tersebut merupakan efek samping jangka pendek. Pasalnya gangguan tersebut terjadi sesaat pasca operasi dan akan menghilang dalam hitungan hari atau minggu.

Selain efek jangka pendek, efek jangka panjang dari persalinan secara Caesar adalah hal yang juga perlu anda waspadai. Seperti dikutip dari situs webmd.com, efek jangka panjang lebih berpeluang dialami oleh anda yang memiliki uterine cesarean scar. Anda yang melakukan operasi Caesar berkali-kali juga lebih beresiko mengalami efek jangka panjang ini.

Efek jangka panjang dari operasi Caesar antara lain adalah uterine rupture. Pada kasus ini, bekas luka sayatan operasi Caesar akan kembali membuka pada kehamilan atau kelahiran berikutnya.

Selain uterine rupture, ada pula placenta previa, yaitu plasenta tumbuh pada rahim bagian bawah dan menghalangi serviks.

Resiko lain adalah placenta accreta, placenta increta, dan placenta percreta, yaitu ketika plasenta tumbuh terlalu ke dalam dinding rahim.

Oleh: Pravianti

(vem/ver)
What's On Fimela

Tag Terkait