Seperti yang telah Bunda ketahui, dari dua jenis operasi Caesar, scheduled c-section atau metode operasi yang sudah direncanakan jauh lebih bermanfaat, khususnya jika dilatarbelakangi kondisi medis. Dengan scheduled operasi caesar, melahirkan menjadi suatu hal yang aman bagi ibu hamil yang memiliki gangguan kesehatan atau kehamilan bermasalah.
Sebaliknya, unscheduled c-section terjadi secara spontan. Kebanyakan, operasi Caesar tipe ini dilakukan di tengah proses persalinan karena terjadi problem yang tidak diperhitungkan sebelumnya.
Seperti dikutip dari laman webmd.com, ibu hamil yang akan melakukan unscheduled c-section adalah:
Pertama, ibu yang melahirkan bayi dengan fetal distress. Di tengah proses bersalin, bayi menunjukkan tanda-tanda detak jantung yang tidak stabil. Apabila dipaksakan untuk dilakukan persalinan normal, kondisi bayi akan semakin kritis.
Kedua, terjadi masalah placenta abruption di tengah proses bersalin yang menyebabkan pendarahan yang berlebihan sehingga suplai oksigen yang menuju bayi semakin menurun.
Berikutnya adalah proses persalinan yang berjalan dengan sangat lambat dan sulit atau yang biasa dikenal dengan sebutan (dystocia). Dystocia ini bisa saja terjadi karena cephalopelvic disproportion, yaitu bayi yang memiliki kepala berukuran cukup besar, sedangkan ibu memiliki stuktur pevis yang terbilang sempit.
Kondisi lain yang juga dapat menyebabkan terjadinya unplanned c-section adalah masalah pada tali pusar. Jika tali pusar memasuki birth canal terlebih dahulu sebelum si jabang bayi, maka operasi Caesar harus segera dilakukan.
Oleh: Pravianti
(vem/ver)