Perubahan Drastis dalam Hukum Perkosaan

Fimela diperbarui 30 Apr 2014, 15:30 WIB

Jika anda melihat hukum-hukum yang ada di dalam kasus-kasus perkosaan sekarang ini, anda pasti akan dapat melihat bagaimana Negara-negara di dunia ini begitu menentang adanya perkosaan tersebut. Para penegak hukum di negara-negara tersebut berusaha dengan keras untuk menghukum setiap pelaku perkosaan yang telah membahayakan nyawa dan juga mental korbannya. Dengan adanya para penegak hukum yang bersikap demikian, orang-orang menjadi merasa jauh lebih aman. Namun, apakah hukum yang berkaitan tentang perkosaan tersebut apakah selalu begitu ya, Ladies?

Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah tidak. Hukum yang berkaitan dengan perkosaan ini dahulunya jauh lebih lembek daripada sekarang. Dilansir dalam nolo.com, sebelum tahun 1970an, hukum-hukum yang mengurusi masalah pemerkosaan sepertinya malah mencegah para korban perkosaan untuk melaporkan apa yang telah terjadi padanya tersebut. Bukti-bukti tentang hal ini ada banyak dalam sejarah hukum perkosaan tersebut.

Hal seperti ini tentu saja menimbulkan protes di mana-mana. Banyak orang, khususnya para pemerhati wanita, melakukan demo dan berbagai macam petisi agar hukum dan peraturan yang berkaitan dengan perkosaan ini dirubah menjadi lebih memperhatikan nasib para korban perkosaan tersebut.

Usaha keras dari orang-orang tersebut ternyata memang tidak sia-sia, Ladies. Banyak Negara merubah hukum dalam Negara mereka tentang perkosaan tersebut dan salah satu dari Negara tersebut adalah Amerika Serikat. Di Negara ini, hukum perkosaan kemudian dibagi menjadi 2 yang meliputi
-adanya hukum yang mengemukakan bahwa dalam kasus perkosaan, pengacara dari korban dan juga para penyidik tidak boleh menanyakan sejarah seksualitas dari pelaku tersebut karena hal itu dianggap tidak berhubungan
-di sebagian besar Negara bagian di Amerika Serikat, peraturan tidak bolehnya menanyakan sejarah seksualitas pelaku tersebut mulai ditinggalkan. Sekarang, jika ada kasus pemerkosaan yang sampai ke meja hijau, penyidik dan juga para pengacara memiliki hak untuk menanyakan sejarah seksualitas dari pelaku untuk memperkuat bukti-bukti yang telah mereka miliki

 

Oleh: Meilia Hardianti

(vem/riz)
What's On Fimela